Kamis, 30 Juni 2016
Cinta Selembut Bintang
Sang surya belum sepenuhnya
terbenam tatkala berita duka itu tiba. Sembari menjinjing roknya yang menyapu
tanah, dia berjalan cepat menyusuri lorong-lorong istananya, kediaman hadiah
dari sang ayahanda, kaisar tiga benua.
“Destur, Mihrimah Sultan Hazretleri!”[i]
Semua lelaki di ruang tidur utama
berbalik menghadap dinding. Hukuman berat menanti bila sepasang mata mereka
melihat wanita itu.
“Tunggu, Sheikhul-Islam Efendi[ii],”
sela wanita itu saat kepala ulama hendak meninggalkan ruangan bersama lelaki
lain. “Bagaimana keadaannya?” Ditanya seperti itu, Sheikhul-Islam hanya menunduk takzim. Tandanya sudah jelas.
“Baiklah, Anda boleh pergi.”
Tak lama, ruangan menjadi senyap.
Wanita itu mendekat ke arah lelaki yang terbaring lemas di ranjang. Tampak tua
dan lemah.
“Sultan[iii],”
ujar lelaki itu serak. “Kau datang.”
“Tentu aku datang, Rustem,” jawab
wanita itu sambil duduk di ranjang. Tak lama, keheningan menyergap.
“Muram sekali,” balas lelaki itu
saat melihat mentari senja membasuh ruangan itu. “Gelap. Yah, mungkin seperti
itulah yang kau rasakan terkait pernikahan kita.”
Sang wanita tak menjawab.
“Maafkan aku, Sultan, karena
keegoisanku. Aku mencintaimu, tapi kau tidak. Dan dengan pengaruhku saat itu,
aku berhasil menyakinkan hünkarum[iv]
untuk menikahkanmu denganku, menjeratmu dengan lelaki yang kau benci ini. Aku,
uhuk… uhuk…”
Wanita itu memandang jendela yang
menghadap langit barat. “Rustem, kau memang bagaikan kegelapan dalam hidupku,
malam yang hitam, menyelimuti diriku dalam kehampaan. Menyesakkan, menyakitkan,”
balas wanita itu tanpa ragu, membuat lelaki itu yang berganti membisu.
“Mihrimah, maafkan …”
“Dulu,” sela wanita itu cepat.
“Dulu?”
“Pernikahan kita memang tak
dilandasi cinta, Rustem. Sangat berbeda dengan orangtuaku. Ayahanda, berani
menentang tradisi, memerdekakan Ibunda yang seorang budak, dan menjadikannya
sebagai haseki sultan[v]-nya.
Cinta mereka bergejolak, bagaikan gejolak laut Bosphorus. Cerita mereka akan
abadi sampai generasi selanjutnya, pasti. Aku menginginkan pernikahan seperti
itu, tapi nyatanya tak bisa. Dan itulah sebabnya aku selalu memandangmu sebagai
malam kelam yang merenggut cahaya hidupku. Dulu.”
Kini wanita itu menatap ke arah
lelaki, membuat pandangan mereka saling bertaut.
“Kemudian kita melalui banyak hal
bersama. Suka, duka, hingga tekanan terberat kita lalui bersama. Dan mulailah
itu muncul di hatiku, Rustem. Seberkas cahaya putih. Hanya temaram.”
“Cahaya putih?” balas lelaki
bingung.
“Yah. Aku pikir itu tak abadi. Hanya
buih yang akan hancur. Tapi aku salah. Perlahan bertambah dan bertambah banyak,
bagaikan gemintang yang muncul perlahan di langit malam.”
“Sultan, apakah kau …”
Wanita itu meraih tangan lelaki
itu, menggenggamnya erat. “Aku mencintaimu, Rustem. Yah, tidak seperti cinta
Ayahanda dan Ibunda yang bergelora, yang menjadi kisah sepanjang zaman. Cinta ini
hanya bagai kerlipan bintang yang putih dan lembut, sangat lembut. Mungkin juga
kisah kita tak akan diabadikan dalam kisah-kisah para pecinta, tapi tak
mengapa. karena kisah ini, cukuplah untuk kita berdua.”
Mata lelaki tua itu basah. Senyum
kecilnya tertampak, tapi kelelahan yang sangat mencegahnya mengembangkan senyum
terlalu lebar.
“Sultan, apakah kau tahu? Itu
adalah hal terindah dalam hidupku.”
“Aku senang mendengarnya.”
Tak lama, mata lelaki itu membelalak
lebih lebar, napasnya memburu cepat dan dengan cepat berubah menjadi desahan
tipis yang hampir tak tertampak. Bibirnya bergerak pelan, menyebut asma Allah,
lirih, sekali, dan kemudian hening.
Kini giliran mata wanita itu yang
basah. Diiringi adzan maghrib dari Ayasofya[vi],
didekatkanlah tangannya yang masih menggenggam tangan sang lelaki, dikecup
punggung tangan Wazir Agung[vii]
itu dengan penuh kasih.
“Selamat jalan, Rustem. Terima
kasih untuk segalanya.”
#OneWeekOnePaper
Berdasar puisi “Hitam-Putih”
karya Rizky Khotimah.
[i]
Artinya: “Perhatian, Yang Mulia Mihrimah Sultan.”
[ii]
Gelar bagi kepala ulama Turki Utsmani
[iii]
Dalam Kesultanan Turki Utsmani, sultan
tak hanya gelar bagi pemimpin Turki Utsmani, tetapi juga sapaan bagi anggota
inti dinasti Utsmani yang lain, baik laki-laki dan perempuan sejak abad keenam
belas. Dalam konteks ini, yang dimaksud sultan
adalah “putri.”
[iv]
Sapaan khusus untuk pemimpin Utsmani. Kurang lebih bermakna “penguasaku.”
[v]
Gelar bagi pasangan sultan dengan beberapa makna. Di awal periode
penggunaannya, gelar ini bermakna “permaisuri” atau “pasangan utama” sultan.
[vi] Bekas
Basilika Kristen Orthodoks Yunani yang diubah menjadi masjid kekaisaran saat
kota Konstantinopel dibebaskan oleh Turki Utsmani pada 1453. Secara bahasa,
Ayasofya bermakna “kebijaksanaan suci.”
[vii]
Bahasa Turki: Vezir-i
Azam atau Sadr-ı Azam (Sadrazam). Gelar bagi perdana menteri Turki Utsmani.
Rabu, 20 April 2016
Terima Kasih Untuk Semuanya
Movie Script Blog Tour
One Day One Paper
Cerita sebelumnya:
Episode 18: Sang Kaisarina
Sejarah panjang penggagas terkuak, begitu pula jati diri Margareth yang merupakan Penggagas Tertinggi, atau Kaisarina. Di tempat lain, Rosi dan Ronaldi akhirnya berhasil membebaskan para pengunci yang disekap, sementara Aldi dan Wijaya menghilang.
Bersambung...
Catatan:
One Day One Paper
Cerita sebelumnya:
Episode 18: Sang Kaisarina
Sejarah panjang penggagas terkuak, begitu pula jati diri Margareth yang merupakan Penggagas Tertinggi, atau Kaisarina. Di tempat lain, Rosi dan Ronaldi akhirnya berhasil membebaskan para pengunci yang disekap, sementara Aldi dan Wijaya menghilang.
[INT] Ruang Senjata
[SFX] Suara derap
kaki banyak orang. Pintu terbuka.
Rosi : Dru, kau
di sini?
Dru : Rosi,
senang bertemu.
Ronaldi : Nanti saja
reuninya. Ayo bergegas.
Dru : (menarik
Rei yang shock)
[INT] Lorong
(berlari)
Ronaldi : Aku sudah
tahu semuanya. Termasuk soal Radian.
Dru :
(termenung sambil berlari) Iya
Rosi : Sayang
sekali, kalian baru dua bulan menikah. Dia tak bisa melihat anak pertamanya
lahir.
Ar, Wid, Jan, Dru : Menikah? Anak?
Rosi : Iya. Dru
dan Radian. Dru hamil, sekarang usianya berarti sudah satu bulan.
Ar : Apa?
Iyakah, Dru? Kenapa tidak mengundang kami?
Dru : Menikah?
Kapan? (bingung)
Rosi :
(berpandangan dengan Ronaldi)
Ronaldi : Sebutkan
ingatan terakhir kalian.
Jan : Tsunami
di pantai.
Wid : Dru dan
Radian berpegangan tangan di pantai, Al datang, kemudian tsunami.
Ronaldi : Nah, itu saat
pernikahan Dru dan Rad. Mereka menikah di pantai. Al juga hadir. Kami hadir
juga.
Wid : Tapi kan
kemudian tsunami?
Rosi : Ada yang
kacau dengan ingatan kalian. Tsunami dan pernikahan itu benar dan sama-sama
terjadi di pantai. Pernikahannya dua bulan lalu. Tsunami itu satu bulan lalu.
Wid, Jan, Ar : Oh
(menggumam heran, bersamaan menatap Dru)
Dru :
(tersenyum malu)
Ronaldi : Tunggu. Kalau
ingatan dua bulan terakhir kalian kacau, berarti kalian tidak tahu kalau
Penggagas Tertinggi, Kaisar Rei XXX mangkat?
Wid, Jan, Ar : Apa?? (terkejut)
Dru : Mengapa?
Siapa pengganti beliau?
Rosi : Meninggal
biasa. Baginda Margareth menggantikan beliau.
Wid, Jan, Ar : Apa?? (terkejut)
Ronaldi : Selain itu, Baginda Margareth juga memberitahukan informasi yang sangat mengejutkan.
Dru : Apa itu?
Rosi : Aldi Rajasa adalah putra kandung Kaisar Rei XXX.
Wid, Jan, Ar : Apa?? (terkejut)
Ronaldi : Selain itu, Baginda Margareth juga memberitahukan informasi yang sangat mengejutkan.
Dru : Apa itu?
Rosi : Aldi Rajasa adalah putra kandung Kaisar Rei XXX.
Wid, Jan, Ar : Apa?? (terkejut)
[INT] Ruang Rahasia
Bram : Bergabunglah
dengan kami, Margareth. Maksudku, Baginda. Kita ciptakan kedamaian bersama.
Mar : Tidak, Dr.
Bram. Gagasanmu untuk membagi kekaisaran besar ini menjadi beberapa otonomi
sungguh buruk. Kau tahu sendiri tingkah para presiden dan raja yang fanatic akan
wilayahnya masing-masing. Bagaimana jadinya jika mereka diberi kekuasaan lebih?
Kekacauan akan kembali seperti zaman penggagas belum ada.
Bram : Kekuatan
terpusat itu juga tak baik. Jiwa tiran akan menguasai setiap orang yang duduk
di takhta. Para pendahulumu buktinya. Dan aku takut itu akan terjadi padamu
juga.
Mar : Mereka
hanya berusaha menciptakan perdamaian.
Bram : Omong
kosong! Pamanmu yang hina, Kaisar Rei XXX mengeliminasi setiap orang yang
menentangnya, termasuk anaknya sendiri yang bayi. Dia gila! Jika istrinya
sekaligus adikku, Permaisuri Saruhan, tidak menyamarkannya menjadi anak
keluarga Rajasa yang miskin, dia pasti mati. Kau juga bisa di sini karena
adikku menyelamatkanmu saat ayah ibumu dibantai dan kau diakui sebagai anak
keluarga Scierex. Sistem lama ini harus dirombak, Margareth!
[INT] Lorong
Rei : Aku
merasakan tiga puluh tujuh orang bersenjata lengkap mendekat.
Rosi :
(bergumam) Jadi ini calon penggagas tertinggi itu? (memandang Rei takjub)
Ronaldi : (mengangguk)
Ar : Lihat!
(menunjuk segerombolan pasukan di ujung lorong)
Dru : Mereka
mengacungkan pistol.
Ronaldi : Rosi!
Rosi : Oke
(berdiri di depan sambil merentangkan tangan bersama Ronaldi, menahan tembakan
peluru)
Rei : Luar
biasa!
Dru : Itu
kekuatan dari keluarga Isanovich. Kekuatan “Baja”.
Ar :
(melempar bumerang, mengenai rantai lampu gantung, lampu gantung rubuh menimmpa
penjaga)
Rei : Hebat!
Dru : Itu
kekuatan dari suku Scierex. Kekuatan “Akal”. Kekuatan yang berkaitan dengan
akal.
Rei :
(bergumam) Pantas Cyn punya ingatan fotografis.
[OS] Tiga menit
sebelum penghancuran
Ronaldi : Kita tak
punya banyak waktu. Cepat!
[INT] Ruang Rahasia
Mar : Tentu saja
pamanku bukan orang suci. Tapi keseimbangan takhta jauh lebih baik dari
otonomi.
Bram : Kau buta,
Margareth. Segera setelah Radian berhasil kuyakinkan, kami akan menyerang
ibukota.
Mar : Tingkat
penyembuhan putramu sungguh mengagumkan. Air raksa itu benar-benar tak mempan.
Aku tahu kalau selain menyembuhkan orang lain, keluarga Abraham dapat
menyembuhkan diri sendiri juga. Tapi aku tak pernah melihat penyembuhan diri
seperti yang dialami Radian.
Bram : (tersenyum
simpul) Aku mengetahui cara membangkitkan kekuatan Radian itu dari pengalaman
Aldi. Sebagaimana keluarga suku Padishah lain, Aldi juga dapat menyerap
kekuatan ibunya yang berasal dari suku lain. Ibunya, adikku, memberinya
kekuatan penyembuh secara tak langsung. Saat virus itu menyebar di desa naas
itu dan sekitarnya, dia berhasil hidup dan selamat. Sayang sekali, Tuan Rajasa
dan Dr. Waley, dua ayah angkatnya, tak selamat dalam kejadian itu. Kejadian itu
membuat aku ingat akan sebuah hukum purba mengenai kekuatan tiap suku.
Mar : Kekuatan terbesar
bangkit bersama tekanan terberat, itukah maksudmu?
Bram : Benar.
[INT] Lorong
(berlari)
Rosi : Para
penjaga kembali berdatangan!
Rin :
Giliranku (menembak lima belas penjaga tepat di mata kanan mereka)
Rei : Keren banget!
Dru : Dia dari
suku Yamanaka. Ketajaman mata yang menjadi keunggulan mereka.
Rei : Keren!
Apa itu berarti Emily juga punya kekuatan itu?
Rin : Anakku
mewarisi kekuatan mendiang ayahnya dari suku Scierex, kecerdasan.
Ar :
Omong-omong soal kecerdasan, aku kasihan dengan seorang lelaki Scierex yang
punya anak gagal. (nada menyindir)
Wid : Diam kau!
Joe itu hanya malas. (nada ketus)
Rei : Kupikir kekuatan ini sifatnya keturunan.
Kenapa ada yang bisa membangkitkan, ada yang tidak?
Dru : Ini
seperti kau diberi senjata. Mau kau manfaatkan atau tidak senjata itu, terserah
padamu.
[OS] Dua menit
sebelum penghancuran
Ronaldi : Itu dia jalan
keluarnya!
[SFX] Srit.
Langit-langit terbuka. Selusin pasukan keluar.
Ronaldi : Sial!
(menembak pistol ke arah penjaga)
(Pertarungan antara pengunci dan penjaga)
(Penjaga dilumpuhkan dalam waktu setengah menit)
Rin : Aku
sudah sangat lelah.
[SFX] Byak. Pintu
terbuka. Brmmm. Suara pesawat pribadi para pengunci.
Rosi : Ayo cepat
masuk!
Ar, Rin, Wid, Ronaldi, Rei : (berlari masuk ke pesawat)
Dru : (berlari,
mendadak pusing, bersandar di tembok)
Rosi : Dru, ada
apa?
Dru : Tak apa
(lemas)
Rosi : Ayo, aah!
Belakangmu.
Dru : (menoleh)
Penjaga : (mengacungkan pistol) Mati kau.
[SFX] Suara tembakan
Penjaga : Aaaah (ambruk)
Rad : Kau terluka,
Dru?
Dru : (mata
membulat) R-Rad?
[INT] Ruang Rahasia
[OS] Satu menit
sebelum penghancuran
Bram : Agaknya kita
memang tak bisa menyamakan pandangan.
Mar : Benar,
Tuan (citra Margaret memudar)
Bram : (tersenyum)
Begitu rupanya. Kau menggunakan kekuatanmu kepada proyeksi hologram. Saat kekuatan
suku lain perlahan dapat digantikan tenaga modern, kekuatan “Kenaikan” kalian
kaum penggagas tetap mengagumkan. Sebuah kekuatan yang dapat menaikkan kemampuan
senjata dan hal apapun yang kalian inginkan ke level maksimal. Pamanmu bisa
menaikkan kemampuan pistol biasa hingga setara basoka dan kau membuat proyeksi
hologram 3D menjadi proyeksi dengan daging dan darah. Lantas apakah anak itu
juga memiliki kekuatan itu? (menunjuk layar monitor yang menampilkan Rei yang
duduk di pesawat pengunci)
Mar : Tentu
saja. Dia mewarisi kekuatan ayah dan ibunya.
Bram : Suku ayahnya
mewarisi kekuatan “penghubung”, menghubungkan diri dengan orang lain melalui
telepati dan berbagai macam jenisnya, membaca pikiran orang, memprediksi keberadaan
manusia, dan sejenisnya. Lantas jika dia juga memiliki kekuatan “Kenaikan”,
maka akan jadi bagaimana kekuatannya?
Mar : Coba kau
tebak sendiri terlebih dahulu.
Bram : (merenung
dan berpikir) Mengendalikan orang-orang dari alam bawah sadar?
Mar :
(tersenyum)
[INT] Lorong
Dru : (melepas
pelukan) Syukurlah kau masih hidup. Aku senang melihatmu.
Rad : Aku juga
senang melihatmu, istriku.
Dru : K-kau
ingat kalau kita sudah menikah?
Rad :
(mengangguk)
Dru :
(tersenyum senang)
Rad : Ada yang
ingin kubicarakan denganmu, Dru. Aku tak bisa bergabung dengan kalian para
pengunci. Aku akan tetap di sini.
Dru : Apa
maksudmu?
Rad : Aku
memutuskan untuk memihak ayahku, Dr. Bram atau Mr. Locked sepenuhnya.
Dru :
(ternganga)
[INT] Ruang Rahasia
Mar : Baiklah,
Tuan. Mungkin ini saatnya aku pergi (citra Margareth semakin kabur)
Bram : Berarti kita
akan bertemu 24 jam lagi di ibukota sebagai musuh. Begitukah?
Mar :
(mengangguk) Ya, termasuk dengan anak-anak Dr. Niko, Drupadi dan Rei.
[SFX] Langit-langit
terbuka. Sebuah mesin modern terbang di angkasa. Menyorotkan cahaya pada Dr.
Bram
Bram : Helikopterku
sudah tiba.
Mar : (mendongak)
Di tempatku, ini disebut piring terbang.
[INT] Lorong
Dru :
(mendongak) Apa itu? Piring terbang?
Rad : Kendaraan
yang akan membawaku pergi.
Dru : Jadi ini
perpisahan? (mulai menangis)
Rad : Jangan
lemah. Ingat salah satu semboyan pengunci, “Kesetiaan pada negara lebih penting
daripada ikatan keluarga”. Mungkin ini juga berlaku dengan ikatan pernikahan.
Dru : (berusaha
tegar) Baiklah jika itu maumu. Kita akan bertemu sebagai musuh. (nada tegas,
tatapan tajam)
[OS] Lima belas
detik sebelum penghancuran
[SFX] Suara
teman-teman Dru berteriak dari pesawat para pengunci
(Sinar dari piring terbang menyinari Radian, mengangkatnya
ke langit)
[EXT] Ruang Rahasia yang
Terbelah
Bram : (terangkat
perlahan menuju piring terbang) Aku tak menyangka harus bertarung dengan orang
yang kuanggap sebagai putriku sendiri.
Mar :
(tersenyum) Tunggu, Tuan.
Bram : (menatap
hangat ke arah Margareth)
[EXT] Lorong yang
Terbelah
Rad : Dru!
Dru : (menoleh)
[EXT] Lorong dan
Ruang Rahasia
Rad dan Mar :
Terima kasih untuk semuanya. (Citra Margareth pudar sepenuhnya) (Radian masuk
ke dalam piring terbang)
[EXT] Halaman depan
gedung
Rosi : Cepat
naik, Dru!
Dru : (melompat
ke pesawat)
Ronaldi : Bersiaplah!
(melajukan pesawat secepat kilat)
[SFX] Blar!!! Gedung
Meledak!
[INT] Pesawat Para
Pengunci
Cyn : Aku baru
pertama kali melihat piring terbang! Menakjubkan! (melihat ke jendela)
Joe :
(mengangguk)
Rin : Dru,
bukankah tadi Radian?
Semua : (menatap ke arah
Dru)
Dru :
(memegangi perut, menangis terisak)
Bersambung...
Catatan:
Movie Blog Script Tour ini adalah salah satu program komunitas
OneWeekOnePaper (OWOP). Penulis skrip ini bukanlah pihak profesional.
Atas segala tanggapan yang membangun, kami ucapkan terima kasih.
Sang Kaisarina
Movie Script Blog Tour
One Day One Paper
Cerita sebelumnya:
Episode 1: Terkuncinya Para Pengunci - Annisa Fitrianda Putri
Episode 2: Permainan (Akan) Dimulai - Dini Riyani
Episode 3: Detik-Detik Kematian Radian - Said Al Khudry
Episode 4: Para Artemis dan Orion Mereka - Nadita Zairina
Episode 5: Friend or Foe - Nana
Episode 6: Menebak Teka-Teki Langit - Evnaya Sofia
Episode 7: Di balik Rasi Bintang Orion - Rizka Agustina
Episode 8: Tragedi Mawar Putih - Rizky Khotimah
Episode 9: Genosida! - Mister Izzy
Episode 10: Radian dan Dru - Cicilia Putri Ardila
Episode 11: Kenangan Dan Tantangan - Deasy Wisudawati
Episode 12: Dru, dan Hilangya 'Mawar Putih' - Zahida An-Nayra
Episode 13: Sang Mata-mata - Ruru
Episode 14: Mawar bersilang dan Terlepasnya Top - Kenti Lestari
Episode 15: Kekuatan Tersembunyi Rei - Dehuji
Episode 16: Pelarian dan Pertemuan oleh Apriastiana Dian
Episode 17: Rebelion Inside - Doddy Rakhmat
Radian telah mengetahui jati diri Mr. Locked yang tak lain adalah Dr. Bram, ayahnya sendiri. Sementara Wijaya, salah satu pengunci, ternyata adalah mata-mata yang selama ini dicari.
One Day One Paper
Cerita sebelumnya:
Episode 1: Terkuncinya Para Pengunci - Annisa Fitrianda Putri
Episode 2: Permainan (Akan) Dimulai - Dini Riyani
Episode 3: Detik-Detik Kematian Radian - Said Al Khudry
Episode 4: Para Artemis dan Orion Mereka - Nadita Zairina
Episode 5: Friend or Foe - Nana
Episode 6: Menebak Teka-Teki Langit - Evnaya Sofia
Episode 7: Di balik Rasi Bintang Orion - Rizka Agustina
Episode 8: Tragedi Mawar Putih - Rizky Khotimah
Episode 9: Genosida! - Mister Izzy
Episode 10: Radian dan Dru - Cicilia Putri Ardila
Episode 11: Kenangan Dan Tantangan - Deasy Wisudawati
Episode 12: Dru, dan Hilangya 'Mawar Putih' - Zahida An-Nayra
Episode 13: Sang Mata-mata - Ruru
Episode 14: Mawar bersilang dan Terlepasnya Top - Kenti Lestari
Episode 15: Kekuatan Tersembunyi Rei - Dehuji
Episode 16: Pelarian dan Pertemuan oleh Apriastiana Dian
Episode 17: Rebelion Inside - Doddy Rakhmat
Radian telah mengetahui jati diri Mr. Locked yang tak lain adalah Dr. Bram, ayahnya sendiri. Sementara Wijaya, salah satu pengunci, ternyata adalah mata-mata yang selama ini dicari.
[INT] Ruang
Penyimpanan Senjata
Rei : Aku
penggagas? Apa maksudmu, Dru?
Dru : Diamlah
dulu (berbisik, menempelkan telinga di pintu)
[SFX] Suara langkah
kaki menjauh
Dru :
(bergumam) Suara mereka menghilang. Mereka pasti datang untuk membantu kami.
(menyentuh gagang pintu)
[SFX] Suara derap
langkah beberapa orang
[OS] Ada penyusup
mengarah ke arah sana! Cepat kejar!
[SFX] Suara derap
langkah menjauh
Dru :
(bergumam) Sial! Jangan-jangan mereka mengejar Rosi dan Ronaldi. (berpaling ke
arah Rei)
Rei : Aku
menunggu
Dru : Baiklah. Kau
tahu sejarah Tujuh Suku Penguasa Tanah Barat, kan?
Rei :
(menggeleng) Tidak.
Dru : Demi
Tuhan! Itu sejarah negara kita. Apa kau tidak memerhatikan saat guru sejarah
mengajar?
Rei :
(menggeleng, wajah polos) Tidak.
Dru :
(menggumam) Ampuni adikku, Tuhan. Baiklah. Dengar. Keadaannya mendesak, jadi
aku hanya menceritakan ini sekali.
Rei : (menyimak)
Dru : Dulunya
benua ini, Tanah Barat, penuh dengan pertikaian antar suku. Tatanan masyarakat
tak bisa terbentuk. Kekacauan datang silih berganti. Tapi sebuah suku besar,
Suku Padishah, memersatukan tanah ini. Dibantu tujuh suku kuat lainnya, suku
Abraham, Aydinoglu, Yamanaka, Scierex, Isanovich, Ashraf, dan Eric, suku Padishah
membuat negara super power, sebuah kekaisaran. Tampuk kekaisaran diberikan
kepada suku Padishah turun-temurun. Sang Kaisar inilah yang oleh sebagian
sejarawan disebut penggagas, karena dia menggagas sebuah sistem dan negara yang
melahirkan kedamaian di tanah ini. Istilah “penggagas” ini yang kami gunakan
dalam intelijen daripada “kaisar”.
Rei : Oh,
penggagas itu kaisar? Bilang, dong! Itu mah aku tahu. Orang sok misterius yang
nggak pernah muncul di televisi itu, kan? Tunggu, keluarga kita, Aydinoglu,
termasuk tujuh suku besar? Keren, ya. Tapi aku gak pernah dengar masalah
suku-suku itu.
Dru : Semakin
ke sini, orang tidak lagi memedulikan asal suku mereka. Bahkan banyak juga yang
sudah tidak menggunakan nama suku mereka sebagai marga.
Rei : Lanjut.
Dru : Setengah
abad lalu, terjadi perubahan struktur dan kekuatan politik. Secara resmi,
Baginda Kaisar membagi kekuasannya pada kerabatnya. Itulah sebabnya para kerabatnya
juga disebut penggagas oleh kami.
Rei : Lantas
apa itu Pengunci?
Dru : Pengunci
adalah pasukan rahasia khusus. Usianya sama tuanya dengan kekaisaran ini.
Mereka, atau kami, adalah bawahan sekaligus pelindung penggagas. Anggotanya
dipilih dari keluarga tujuh suku besar yang memiliki kemampuan supranatural
terbaik. Tugas kami “mengunci” setiap kekacauan agar tetap terkurung di “neraka”.
Rei : Jadi kau
berada di kumpulan superhero?
Dru : Jangan
bayangkan seperti di film. Kekuatan supernatural yang kami miliki kami anggap tambahan
saja. Bukan hal yang sangat istimewa. Kami sendiri jarang membahas mengenai
kekuatan ini. Lagipula, kekuatan supranatural suku lain lebih seperti kelebihan fisik, jadi sangat sering hanya keluarga Aydinoglu, keluarga kita yang hanya dianggap memiliki kekuatan supranatural, karena kekuatan kita adalah "penghubung", seperti telepati dan mendeteksi keberadaan manusia.
Rei : Oh, itu sebabnya aku bisa mendengar suaramu. Oke. Lantas
bagaimana Tragedi Mawar Putih itu?
Dru : Itu berawal
dari para pemberontak yang menyebut diri mereka kaum revolusioner. Mereka
memulai pemberontakan dan mengguncang kedamaian yang telah tertancap selama
satu milenia di tanah ini.
Rei : Lantas
Ayah?
Dru : (bungkam
dan memalingkan muka)
Rei : Dru,
demi Tuhan! Jawab aku! Lantas apa kaitan Ayah kita dengan semua ini?!
(mencengkeram lengan Dru, menatap Dru dengan tajam)
Dru : (mengambil
napas dalam) Ayah membantu pemberontak, Rei. Para penggagas sendiri yang pada
akhirnya membunuh mereka.
Rei : Apa
maksudmu? Justru penggagas yang mengkhianati ayah kita!
Dru : Kau telah
membaca dokumen Tragedi Mawar Putih?
Rei : Sudah.
Dru : Kau tahu
alasan para penggagas memilih mereka bertiga, termasuk Ayah, untuk misi
genosida?
Rei :
(menggeleng)
Dru : Mereka
bertiga sudah lama bekerja sama dengan pemberontak, Rei. Pihak penggagas tahu
itu. Jadi pihak penggagas memilih mereka bertiga dikirim untuk misi, agar
mereka bertiga mengira bahwa penggagas belum tahu keterlibatan mereka. Sayangnya
Dr. Bram selamat.
Rei : Bahasamu
itu seolah kau setuju dengan tindakan keji itu, Dru. Dia ayah kita! (nada
menekan)
Dru : Aku tahu
kalau Dr. Niko ayah kita! Aku lebih dulu lahir daripada kau! Tapi perbuatan
ayah kita tak dapat ditoleransi, membahayakan seisi kekaisaran. Kau ingin
melindungi Ayah dan membiarkan jutaan nyawa terancam?
Rei : Pasti
ada jalan lain, kan? (suara bergetar)
Dru : Bila
memang ada penyelesaian yang lain, apa kau pikir aku sudi bergabung dengan
kelompok yang membunuh Ayah? Lagipula …
Rei : Lagipula
apa?
Dru : Kau
hendak dijadikan pion Ayah. Kau termasuk keluarga kekaisaran, berarti kau
seorang penggagas. Ayah berencana mendudukanmu sebagai penggagas tertinggi,
sang kaisar, dan Ayah akan mengendalikan pemerintahan dari balik layar.
Rei : Aku
penggagas? Apa maksudmu?
Dru : Ibu kita
seorang putri suku Padishah, Rei. Seorang penggagas.
Rei :
(terperangah) Tak mungkin. Kalau begitu, kau juga penggagas?
Dru :
(menggeleng) Secara hukum bukan. Yang dimaksud penggagas adalah, pertama, semua
orang yang silsilahnya bersambung ke penggagas pertama, kaisar pertama, dari
jalur laki-laki. Mereka yang kita sebut pangeran dan putri. Kedua, anak
laki-laki putri dan keturunan laki-lakinya. Anak perempuan tak termasuk.
Rei :
(bergidik)
[Cut to]
[INT] Ruang Rahasia
Mr. Locked
Rad : Para
Penggagas bukan tiran! Ayahlah yang berambisi menguasai kekaisaran demi
kepentingan pribadi, membahayakan ratusan juta nyawa! Itulah sebabnya para
penggagas hendak membunuh Ayah!
Bram : Dan kau
setuju dengan tindakan mereka? (nada sinis)
Rad : Kesetiaan
pada negara lebih penting dari ikatan darah. Mengorbankan satu nyawa lebih baik
daripada mengorbankan jutaan nyawa. (nada tegas)
Bram : Ckck. Dan
kau percaya kalau Ayah melakukan ini lantaran ambisi pribadi?
Rad : Memang
begitu adanya.
Bram : Mereka yang
kau puja itu, para penggagas, telah menyimpang! Dinasti mereka sudah terlalu
lama duduk di takhta, membuat hati mereka tumpul dan menjadi tiran. Korupsi
yang merebak, pembunuhan bahkan genosida bagi mereka yang tak sejalan, itu
semua bukti bahwa mereka sudah tak layak memimpin!
[Cut to]
[INT] Ruang Tabung
Artha : Itu
konsekuensinya, Wijaya. Ayahmu berkhianat. Dia harus mati.
Wijaya : Tutup mulutmu!
Atasanmu yang hina itu yang harus mati!
Aldi : Sudah,
sudah. Tempat ini akan hancur dalam lima, oh, empat menit lagi. Setelah mereka
semua hancur, kita langsung menyerang markas mereka dengan seribu helicopter siluman
yang sudah kita persiapkan.
Rinjani : Apa?
Widhi : Lepaskan
kami! Hoey!
Aldi : Selamat
tingg, aakh!! (menjerit, punggung berdarah)
Rosi : Terlalu
cepat mengucapkan selamat tinggal. (masuk ruangan, memegang pistol)
Wijaya : (mengambil
pistol, menembak Rosi)
Rosi :
(berguling, menembak Wijaya)
Aldi : (melempar
bom cahaya, seisi ruangan silau mendadak)
Rosi :
(mengerjap-kerjap mata) Mereka lenyap. Ke mana larinya?
Ronaldi : Kau sudah
temukan, ah, kalian di sini?
Artha : Cepat
bebaskan kami.
Ronaldi : (mengepalkan
tangan, tangan berubah merah, menghancurkan tiap tabung dengan sekali tinjuan)
Rosi : Kita
harus bergegas pergi!
Rin : Tapi
anakku –
Ronaldi : Mereka diselamatkan
pengunci lain, sudah ditempatkan di jet kita. Sebaiknya kita mencari Dru, Rei,
dan Radian.
Ar, Wid, Rin : Baik!
[Cut to]
[INT] Ruang Rahasia
Mr. Locked
[SFX] Bip. Suara
layar monitor mati.
Rad : (tatapan
kosong)
Bram : Kau lihat
pembantaian yang disebut oleh penggagas sebagai keadilan tadi kan di video. Itu
video asli, tanpa rekayasa. Setiap kelompok yang berusaha meluruskan penggagas
akan dibantai.
Rad : (lirih)
Tidak mungkin.
Bram : Pikirkanlah.
Berpihaklah pada ayah.
Rad : (suara
lirih, gemetar) Tidak
[INT] Ruang Senjata
Rei : Ini
semua omong kosong! Kalau begitu, kenapa Ibu mau menikah dengan Ayah yang
pemberontak?
Dru : Para
penggagas terbagi menjadi dua. Beberapa penggagas, termasuk Ibu, sepakat dengan
para pemberontak dan menentang Penggagas Tertinggi, Kaisar Rei XXX.
Rei : Lantas,
apakah berarti Ibu dibunuh juga oleh Penggagas Tertinggi? Atasanmu itu?
Dru : Tidak
(tatapan tajam) Ayah yang membunuh Ibu.
[INT] Ruang Rahasia
Bram : Bagaimana,
putraku? Inilah kenyataannya! Inilah dunia yang sesungguhnya!
Rad : Tidak
mungkin (suara bergetar, tatapan nanar)
Bram : Penggagas
itu sadis, Rad, bahkan pada sesama mereka. Kau tahu ibu mertuamu, Rita? Dia
penggagas juga, seorang putri, dan dia dibunuh oleh Penggagas Tertinggi karena
mendukung gagasan suaminya.
[INT] Ruang Senjata
Rei : Omong
kosong! Ayah meninggal lebih dulu daripada Ibu. Bagaimana –
Dru : Dengan
racun, Rei. Racun itu menggerogoti tubuh Ibu secara perlahan selama tiga tahun.
Ayah memberikan racun itu sebagai siksaan untuk Ibu.
Rei :
(memegangi kepala) Mustahil
[INT] Ruang Rahasia
Rad : Ibu
Drupadi? Nyonya Rita? Beliau putri? Penggagas? Mustahil.
Bram : Kau tak
tahu, kan? Itu wajar. Kaisar Rei XXX ingin kekuasaan absolut, jadi dia
menyingkirkan semua yang menghalanginya, walaupun itu keluarganya. Ayah Rita,
salah satu penggagas juga, dibunuh. Tetapi dia berhasil menitipkan putri
kecilnya pada keluarga Waley Scierex, teman baikku yang dibunuh Penggagas
Tertinggi saat Tragedi Mawar Putih. Itu sebabnya jati dirinya tak diketahui
oleh Penggagas Tertinggi pada awalnya.
[INT] Ruang Senjata
Rei : (tersengal)
Dru : Inilah
kenyataannya. Penggagas Tertinggi berusaha menjaga keseimbangan kekaisaran
roboh oleh tangan para pemberontak.
[INT] Ruang Rahasia
Rad : Kau dusta
Bram : Inilah
kenyataannya. Atasanmu itu tak lain adalah tirani yang harus dienyahkan dari
bumi.
[INT] Ruang Senjata
Rei :
(memegangi kepala)
Dru : Penggagas
berusaha menjaga keseimbangan, menjaga perdamaian yang telah kokoh berdiri
selama satu milenia.
[INT] Ruang Rahasia
Rad : (pandangan
nanar)
Bram : Penggagas
berusaha menyingkirkan semua penghalang, menciptakan kekacauan bagi dunia
[INT] Ruang Senjata
dan Ruang Rahasia
Reid an Rad :
DIAAAAM!!!
[INT] Ruang Rahasia
[SFX] Pintu dibuka.
Margareth dan dua orang lelaki kekar masuk
Bram : Bawa Radian
ke tempat yang aman.
Lelaki 1 : Baik, Tuan.
(mendekat ke arah Radian yang shock dan menyeret kursinya bersama lelaki 2)
[SFX] Pintu ditutup
Mar : Apa Anda
sudah berhasil meyakinkan Radian, Tuan? Kelihatannya dia sangat terguncang.
Bram : Hampir.
Mar :
(tercenung)
Bram : Lantas
bagaimana dengan dirimu? Setelah melihat semua ini, apakah kau menyadari kesalahan
semua pendahulumu?
Mar : (tampang
bingung) Maaf?
Bram : (tersenyum
sinis) Aku sudah tahu, Margareth.
Mar : (terkejut,
kemudian tersenyum) Benarkah? Pasti karena Wijaya. Anda sungguh hebat.
Bram : Sayangnya
aku belum memberi selamat atas penobatan Anda. (berdiri dan kemudian membungkuk takzim) Selamat atas
kedudukannya sebagai Penggagas Tertinggi, Baginda Kaisarina Margareth. Semoga
diberkahi.
Bersambung ke [19] Terima Kasih Untuk Semuanya
Catatan:
Movie Blog Script Tour ini adalah salah satu program komunitas OneWeekOnePaper (OWOP). Penulis skrip ini bukanlah pihak profesional. Atas segala tanggapan yang membangun, kami ucapkan terima kasih.