Movie Script Blog Tour
One Day One Paper
Cerita sebelumnya:
Episode 18: Sang Kaisarina
Sejarah panjang penggagas terkuak, begitu pula jati diri Margareth yang merupakan Penggagas Tertinggi, atau Kaisarina. Di tempat lain, Rosi dan Ronaldi akhirnya berhasil membebaskan para pengunci yang disekap, sementara Aldi dan Wijaya menghilang.
[INT] Ruang Senjata
[SFX] Suara derap
kaki banyak orang. Pintu terbuka.
Rosi : Dru, kau
di sini?
Dru : Rosi,
senang bertemu.
Ronaldi : Nanti saja
reuninya. Ayo bergegas.
Dru : (menarik
Rei yang shock)
[INT] Lorong
(berlari)
Ronaldi : Aku sudah
tahu semuanya. Termasuk soal Radian.
Dru :
(termenung sambil berlari) Iya
Rosi : Sayang
sekali, kalian baru dua bulan menikah. Dia tak bisa melihat anak pertamanya
lahir.
Ar, Wid, Jan, Dru : Menikah? Anak?
Rosi : Iya. Dru
dan Radian. Dru hamil, sekarang usianya berarti sudah satu bulan.
Ar : Apa?
Iyakah, Dru? Kenapa tidak mengundang kami?
Dru : Menikah?
Kapan? (bingung)
Rosi :
(berpandangan dengan Ronaldi)
Ronaldi : Sebutkan
ingatan terakhir kalian.
Jan : Tsunami
di pantai.
Wid : Dru dan
Radian berpegangan tangan di pantai, Al datang, kemudian tsunami.
Ronaldi : Nah, itu saat
pernikahan Dru dan Rad. Mereka menikah di pantai. Al juga hadir. Kami hadir
juga.
Wid : Tapi kan
kemudian tsunami?
Rosi : Ada yang
kacau dengan ingatan kalian. Tsunami dan pernikahan itu benar dan sama-sama
terjadi di pantai. Pernikahannya dua bulan lalu. Tsunami itu satu bulan lalu.
Wid, Jan, Ar : Oh
(menggumam heran, bersamaan menatap Dru)
Dru :
(tersenyum malu)
Ronaldi : Tunggu. Kalau
ingatan dua bulan terakhir kalian kacau, berarti kalian tidak tahu kalau
Penggagas Tertinggi, Kaisar Rei XXX mangkat?
Wid, Jan, Ar : Apa?? (terkejut)
Dru : Mengapa?
Siapa pengganti beliau?
Rosi : Meninggal
biasa. Baginda Margareth menggantikan beliau.
Wid, Jan, Ar : Apa?? (terkejut)
Ronaldi : Selain itu, Baginda Margareth juga memberitahukan informasi yang sangat mengejutkan.
Dru : Apa itu?
Rosi : Aldi Rajasa adalah putra kandung Kaisar Rei XXX.
Wid, Jan, Ar : Apa?? (terkejut)
Ronaldi : Selain itu, Baginda Margareth juga memberitahukan informasi yang sangat mengejutkan.
Dru : Apa itu?
Rosi : Aldi Rajasa adalah putra kandung Kaisar Rei XXX.
Wid, Jan, Ar : Apa?? (terkejut)
[INT] Ruang Rahasia
Bram : Bergabunglah
dengan kami, Margareth. Maksudku, Baginda. Kita ciptakan kedamaian bersama.
Mar : Tidak, Dr.
Bram. Gagasanmu untuk membagi kekaisaran besar ini menjadi beberapa otonomi
sungguh buruk. Kau tahu sendiri tingkah para presiden dan raja yang fanatic akan
wilayahnya masing-masing. Bagaimana jadinya jika mereka diberi kekuasaan lebih?
Kekacauan akan kembali seperti zaman penggagas belum ada.
Bram : Kekuatan
terpusat itu juga tak baik. Jiwa tiran akan menguasai setiap orang yang duduk
di takhta. Para pendahulumu buktinya. Dan aku takut itu akan terjadi padamu
juga.
Mar : Mereka
hanya berusaha menciptakan perdamaian.
Bram : Omong
kosong! Pamanmu yang hina, Kaisar Rei XXX mengeliminasi setiap orang yang
menentangnya, termasuk anaknya sendiri yang bayi. Dia gila! Jika istrinya
sekaligus adikku, Permaisuri Saruhan, tidak menyamarkannya menjadi anak
keluarga Rajasa yang miskin, dia pasti mati. Kau juga bisa di sini karena
adikku menyelamatkanmu saat ayah ibumu dibantai dan kau diakui sebagai anak
keluarga Scierex. Sistem lama ini harus dirombak, Margareth!
[INT] Lorong
Rei : Aku
merasakan tiga puluh tujuh orang bersenjata lengkap mendekat.
Rosi :
(bergumam) Jadi ini calon penggagas tertinggi itu? (memandang Rei takjub)
Ronaldi : (mengangguk)
Ar : Lihat!
(menunjuk segerombolan pasukan di ujung lorong)
Dru : Mereka
mengacungkan pistol.
Ronaldi : Rosi!
Rosi : Oke
(berdiri di depan sambil merentangkan tangan bersama Ronaldi, menahan tembakan
peluru)
Rei : Luar
biasa!
Dru : Itu
kekuatan dari keluarga Isanovich. Kekuatan “Baja”.
Ar :
(melempar bumerang, mengenai rantai lampu gantung, lampu gantung rubuh menimmpa
penjaga)
Rei : Hebat!
Dru : Itu
kekuatan dari suku Scierex. Kekuatan “Akal”. Kekuatan yang berkaitan dengan
akal.
Rei :
(bergumam) Pantas Cyn punya ingatan fotografis.
[OS] Tiga menit
sebelum penghancuran
Ronaldi : Kita tak
punya banyak waktu. Cepat!
[INT] Ruang Rahasia
Mar : Tentu saja
pamanku bukan orang suci. Tapi keseimbangan takhta jauh lebih baik dari
otonomi.
Bram : Kau buta,
Margareth. Segera setelah Radian berhasil kuyakinkan, kami akan menyerang
ibukota.
Mar : Tingkat
penyembuhan putramu sungguh mengagumkan. Air raksa itu benar-benar tak mempan.
Aku tahu kalau selain menyembuhkan orang lain, keluarga Abraham dapat
menyembuhkan diri sendiri juga. Tapi aku tak pernah melihat penyembuhan diri
seperti yang dialami Radian.
Bram : (tersenyum
simpul) Aku mengetahui cara membangkitkan kekuatan Radian itu dari pengalaman
Aldi. Sebagaimana keluarga suku Padishah lain, Aldi juga dapat menyerap
kekuatan ibunya yang berasal dari suku lain. Ibunya, adikku, memberinya
kekuatan penyembuh secara tak langsung. Saat virus itu menyebar di desa naas
itu dan sekitarnya, dia berhasil hidup dan selamat. Sayang sekali, Tuan Rajasa
dan Dr. Waley, dua ayah angkatnya, tak selamat dalam kejadian itu. Kejadian itu
membuat aku ingat akan sebuah hukum purba mengenai kekuatan tiap suku.
Mar : Kekuatan terbesar
bangkit bersama tekanan terberat, itukah maksudmu?
Bram : Benar.
[INT] Lorong
(berlari)
Rosi : Para
penjaga kembali berdatangan!
Rin :
Giliranku (menembak lima belas penjaga tepat di mata kanan mereka)
Rei : Keren banget!
Dru : Dia dari
suku Yamanaka. Ketajaman mata yang menjadi keunggulan mereka.
Rei : Keren!
Apa itu berarti Emily juga punya kekuatan itu?
Rin : Anakku
mewarisi kekuatan mendiang ayahnya dari suku Scierex, kecerdasan.
Ar :
Omong-omong soal kecerdasan, aku kasihan dengan seorang lelaki Scierex yang
punya anak gagal. (nada menyindir)
Wid : Diam kau!
Joe itu hanya malas. (nada ketus)
Rei : Kupikir kekuatan ini sifatnya keturunan.
Kenapa ada yang bisa membangkitkan, ada yang tidak?
Dru : Ini
seperti kau diberi senjata. Mau kau manfaatkan atau tidak senjata itu, terserah
padamu.
[OS] Dua menit
sebelum penghancuran
Ronaldi : Itu dia jalan
keluarnya!
[SFX] Srit.
Langit-langit terbuka. Selusin pasukan keluar.
Ronaldi : Sial!
(menembak pistol ke arah penjaga)
(Pertarungan antara pengunci dan penjaga)
(Penjaga dilumpuhkan dalam waktu setengah menit)
Rin : Aku
sudah sangat lelah.
[SFX] Byak. Pintu
terbuka. Brmmm. Suara pesawat pribadi para pengunci.
Rosi : Ayo cepat
masuk!
Ar, Rin, Wid, Ronaldi, Rei : (berlari masuk ke pesawat)
Dru : (berlari,
mendadak pusing, bersandar di tembok)
Rosi : Dru, ada
apa?
Dru : Tak apa
(lemas)
Rosi : Ayo, aah!
Belakangmu.
Dru : (menoleh)
Penjaga : (mengacungkan pistol) Mati kau.
[SFX] Suara tembakan
Penjaga : Aaaah (ambruk)
Rad : Kau terluka,
Dru?
Dru : (mata
membulat) R-Rad?
[INT] Ruang Rahasia
[OS] Satu menit
sebelum penghancuran
Bram : Agaknya kita
memang tak bisa menyamakan pandangan.
Mar : Benar,
Tuan (citra Margaret memudar)
Bram : (tersenyum)
Begitu rupanya. Kau menggunakan kekuatanmu kepada proyeksi hologram. Saat kekuatan
suku lain perlahan dapat digantikan tenaga modern, kekuatan “Kenaikan” kalian
kaum penggagas tetap mengagumkan. Sebuah kekuatan yang dapat menaikkan kemampuan
senjata dan hal apapun yang kalian inginkan ke level maksimal. Pamanmu bisa
menaikkan kemampuan pistol biasa hingga setara basoka dan kau membuat proyeksi
hologram 3D menjadi proyeksi dengan daging dan darah. Lantas apakah anak itu
juga memiliki kekuatan itu? (menunjuk layar monitor yang menampilkan Rei yang
duduk di pesawat pengunci)
Mar : Tentu
saja. Dia mewarisi kekuatan ayah dan ibunya.
Bram : Suku ayahnya
mewarisi kekuatan “penghubung”, menghubungkan diri dengan orang lain melalui
telepati dan berbagai macam jenisnya, membaca pikiran orang, memprediksi keberadaan
manusia, dan sejenisnya. Lantas jika dia juga memiliki kekuatan “Kenaikan”,
maka akan jadi bagaimana kekuatannya?
Mar : Coba kau
tebak sendiri terlebih dahulu.
Bram : (merenung
dan berpikir) Mengendalikan orang-orang dari alam bawah sadar?
Mar :
(tersenyum)
[INT] Lorong
Dru : (melepas
pelukan) Syukurlah kau masih hidup. Aku senang melihatmu.
Rad : Aku juga
senang melihatmu, istriku.
Dru : K-kau
ingat kalau kita sudah menikah?
Rad :
(mengangguk)
Dru :
(tersenyum senang)
Rad : Ada yang
ingin kubicarakan denganmu, Dru. Aku tak bisa bergabung dengan kalian para
pengunci. Aku akan tetap di sini.
Dru : Apa
maksudmu?
Rad : Aku
memutuskan untuk memihak ayahku, Dr. Bram atau Mr. Locked sepenuhnya.
Dru :
(ternganga)
[INT] Ruang Rahasia
Mar : Baiklah,
Tuan. Mungkin ini saatnya aku pergi (citra Margareth semakin kabur)
Bram : Berarti kita
akan bertemu 24 jam lagi di ibukota sebagai musuh. Begitukah?
Mar :
(mengangguk) Ya, termasuk dengan anak-anak Dr. Niko, Drupadi dan Rei.
[SFX] Langit-langit
terbuka. Sebuah mesin modern terbang di angkasa. Menyorotkan cahaya pada Dr.
Bram
Bram : Helikopterku
sudah tiba.
Mar : (mendongak)
Di tempatku, ini disebut piring terbang.
[INT] Lorong
Dru :
(mendongak) Apa itu? Piring terbang?
Rad : Kendaraan
yang akan membawaku pergi.
Dru : Jadi ini
perpisahan? (mulai menangis)
Rad : Jangan
lemah. Ingat salah satu semboyan pengunci, “Kesetiaan pada negara lebih penting
daripada ikatan keluarga”. Mungkin ini juga berlaku dengan ikatan pernikahan.
Dru : (berusaha
tegar) Baiklah jika itu maumu. Kita akan bertemu sebagai musuh. (nada tegas,
tatapan tajam)
[OS] Lima belas
detik sebelum penghancuran
[SFX] Suara
teman-teman Dru berteriak dari pesawat para pengunci
(Sinar dari piring terbang menyinari Radian, mengangkatnya
ke langit)
[EXT] Ruang Rahasia yang
Terbelah
Bram : (terangkat
perlahan menuju piring terbang) Aku tak menyangka harus bertarung dengan orang
yang kuanggap sebagai putriku sendiri.
Mar :
(tersenyum) Tunggu, Tuan.
Bram : (menatap
hangat ke arah Margareth)
[EXT] Lorong yang
Terbelah
Rad : Dru!
Dru : (menoleh)
[EXT] Lorong dan
Ruang Rahasia
Rad dan Mar :
Terima kasih untuk semuanya. (Citra Margareth pudar sepenuhnya) (Radian masuk
ke dalam piring terbang)
[EXT] Halaman depan
gedung
Rosi : Cepat
naik, Dru!
Dru : (melompat
ke pesawat)
Ronaldi : Bersiaplah!
(melajukan pesawat secepat kilat)
[SFX] Blar!!! Gedung
Meledak!
[INT] Pesawat Para
Pengunci
Cyn : Aku baru
pertama kali melihat piring terbang! Menakjubkan! (melihat ke jendela)
Joe :
(mengangguk)
Rin : Dru,
bukankah tadi Radian?
Semua : (menatap ke arah
Dru)
Dru :
(memegangi perut, menangis terisak)
Bersambung...
Catatan:
Movie Blog Script Tour ini adalah salah satu program komunitas
OneWeekOnePaper (OWOP). Penulis skrip ini bukanlah pihak profesional.
Atas segala tanggapan yang membangun, kami ucapkan terima kasih.
1 komentar:
seru sekali yah kak
cara membuat casing sosis
Posting Komentar