Yi San, juga dikenal “Wind of the
Palace” adalah drama korea saeguk yang terinspirasi intrik politik di masa pemerintahan Raja Yeong-jo dan
Raja Jeong-jo, Raja ke-21 dan 22 Dinasti Joseon/Chosun. Di negara asalnya, Korea
Selatan, drama ini disiarkan di stasiun TV MBC. Cerita ini berfokus pada Yi
San, yang kelak menjadi Raja Jeong-jo. Cerita dari masa kecilnya saat masih
berumur sebelas tahun yang sudah didera berbagai ujian berat seperti wafatnya
sang ayah, Putra Mahkota Sa-do, hingga masa pemerintahannya sebagai Raja dengan beragam konfliknya.
Raja Yeong-jo [1] adalah salah
satu Raja terbesar Dinasti Joseon. Selama masa kekuasaan Raja yang taat pada
paham Konfusius ini, Dinasti Joseon mengalami masa kedamaian. Namun begitu,
faksi-faksi politik yang ada saat itu, No-ron, So-ron, dan Nam-im masih terus
melanjutkan perang dingin di antara mereka.
Raja Yeong-jo, diperankan oleh Lee Son-jae
Putra Raja
Yeong-jo, Sa-do Seja (Putra Mahkota
Sa-do) [2] bertindak di luar kendali dan
dituduh melakukan makar melawan ayahnya sendiri untuk naik ke tahta Raja. Atas
dasar itu, Raja Yeong-jo memasukkan Putra Mahkota Sa-do di kotak beras. Beberapa
kasim yang masih setia kepada Putra Mahkota Sa-do berusaha meringankan
penderitaannya dengan memberinya air minum, tetapi hal itu menyebabkan kematian
tragis para kasim di tangan para penjaga istana.
Sa-do Seja, diperankan oleh Lee Chang-heon
Di masa
ketidakstabilan politik di istana, Sung Song-yeon, seorang gadis yatim piatu
miskin, masuk ke istana sebagai calon dayang istana. Dia harus merelakan
dirinya berpisah dengan Song-wook, adik lelakinya yang masih bayi, agar diasuh oleh
keluarga perawat. Di sisi lain, seorang bocah lelaki, Park Dae-su, juga masuk
ke istana sebagai calon kasim atas koneksi pamannya, Park Dal-ho, seorang kasim
istana. Tetapi Park Dae-su bermasalah lantaran ternyata dia belum dikebiri.
Bersama mereka
berdua, San Seson (Seson: gelar untuk anak lelaki dari Seja/Putra Mahkota) [3] menyelinap di
malam hari ke Istana Donggung [4] tempat
Putra Mahkota Sa-do disekap dan memberikan makanan dan minuman kepada ayahnya
yang disekap selama enam hari di kotak beras. Selama kejadian itu, San Seson menyembunyikan jati dirinya dan
mengaku sebagai Mu-duk, kasim yang bertugas di istana Seson. Dari peristiwa itulah, mereka berikrar untuk menjadi teman
selamanya, tanpa Park Dae-su dan Sung Song-yeon tahu bahwa Mu-duk sebenarnya
adalah San Seson, putra dari Sa-do Seja.
San Seson muda, saat menangis di depan peti beras tempat mengurung ayahnya, Sa-do Seja
Di sisi lain, Jeong-sun Jungjeon dari wangsa Gyeongju Kim
[5] (Jungjeon: Permaisuri), sembari
berlutut di depan Istana Besar (kediaman Raja) berusaha meyakinkan suaminya,
Raja Yeong-jo, bahwa permasalahan yang menimpa Putra Mahkota Sa-do tak lain
hanyalah kesalahpahaman semata. Hal itu membuat Raja Yeong-jo tergerak hatinya
untuk melihat keadaan Putra Mahkota Sa-do.
Permaisuri Jeong-sun, diperankan Kim Yeo-jin, berlutut di depan Istana Besar, memohon Raja agar memberi belas kasih kepada Sa-do Seja yang tak lain adalah anak tirinya
Sesampai di
Istana Donggung, Raja melihat makanan
bercecer di dekat kotak beras tempat Putra Mahkota Sa-do disekap. Hal ini
membuat Raja murka dan beranggapan bahwa ada para pengkhianat yang berusaha
membebaskan Putra Mahkota Sa-do. Pagi harinya di rapat kabinet dengan para
menteri, Raja memerintahkan untuk mencari pelakunya.
Keadaan istana
yang makin tak menentu membuat Hun-kyung Bin-gung
(Putri Mahkota Hun-kyung) dari wangsa Poongsan Hong berusaha membela
suaminya dan menghadap Raja Yeong-jo, tetapi dicegah oleh ayah Putri Mahkota,
Hong Bong-han. Ditakutkan kemarahan Raja akan tertuju pada Putri Mahkota Hun-kyung dan putranya, San Seson yang
menjadi penerus tahta berikutnya. Namun begitu, San Seson sendiri menghadap Raja Yeong-jo yang tak lain adalah kakeknya,
meminta belas kasih untuk ayahnya, Puta Mahkota Sa-do. Akibatnya, Raja
memerintahkan San Seson untuk
meninggalkan istana sementara waktu bersama ibunya.
Putri Mahkota Hun-kyung, diperankan oleh Kyeon Mi-ri, istri dari Sa-do Seja dan ibu dari San Seson, tak berdaya mengatasi masalah yang menimpa suaminya
Pencarian
pelaku masih berlanjut. Para penjaga akhirnya menangkap Park Dae-su untuk
diinterogasi. Sung Song-yeon sendiri hampir tertangkap oleh para penjaga
istana, tetapi karena Park Dae-su mengelak keterlibatan Song-yeon, Song-yeon
selamat. Akhirnya, Dae-su sendirilah yang dibawa untuk diinterogasi.
Mengetahui Dae-su akan diinterogasi, San Seson
memohon ibunya untuk menolong Dae-su. Tapi Putri Mahkota Hun-kyung menolak dan
menyuruh Seson mengabaikannya dan
diam sampai semuanya berlalu demi keamanan Seson
sendiri lantaran putranya itu adalah penerus tahta. Tapi Seson berkeras dan hendak menghadap Raja
dan berkata bahwa dialah yang memberi makanan kepada Putra Mahkota Sa-do kemarin
malam. Namun ternyata Raja telah meninggalkan istana dan pergi ke kota untuk
menggelar acara untuk rakyat. Di acara ini, rakyat menyampaikan masukan dan
keluhan kepada Raja secara langsung.
Bersama Song-yeon yang sudah mengetahui jati diri Seson
yang sebenarnya, San Seson pergi
menuju tempat Raja, melarikan diri dari rombongan yang membawanya dan Putri
Mahkota keluar istana. Sempat San Seson melihat Song-yeon terluka di lengannya,
dan ia membebat lengan Song-yeon dengan sabuk pakaiannya. Saat bertemu Raja,
San Seson berencana memberikan
lukisan yang ada di kotak pakaiannya, karena menurut Putra Mahkota Sa-do, hal
itu bisa menyelesaikan kesalahpahaman antara dirinya dan Raja.
San Seson membebat luka di lengan Song-yeon
Sementara itu,
Park Dae-su diserahkan ke pedagang arak setelah diinterogasi dan dikurung di
gudang. San Seson yang sedang dalam
perjalanan menemui Raja juga mengalami nasib yang serupa. Saat melihat San Seson di gudang terkurung bersamanya,
tanpa segan-segan Park Dae-su memukulnya karena menganggap bahwa dia terkurung
di gudang karena ulah San Seson. Dae-su saat itu masih mengira bahwa yang dihadapannya adalah Mu-duk.
Saat mereka
hendak dibunuh, pasukan polisi datang dan menangkap para pedagang tersebut atas
laporan dari Song-yeon. Setelah itu, mereka bertiga pergi bersama menemui Raja.
Di tengah perjalanan, barulah San Seson mengungkap
jati dirinya pada Dae-su.
Setibanya
bertemu Raja, Raja ternyata menolak mentah-mentah untuk sekedar melihat lukisan
yang dibawa San Seson. Bahkan Raja
hendak memerintahkan mengurung dan menghukum San Seson atas tuduhan pengkhianatan. Tapi kemudian Raja mengurungkan
niatnya lantaran seorang datang membawa berita dari istana yang mengabarkan
bahwa Sa-do Seja, Putra Mahkota
pewaris tahta negeri Joseon, meninggal.
Setelah itu,
Raja memerintahkan kembali ke istana kepada San Seson dan ibunya, Putri Mahkota Hun-kyung. Di tengah perjalanan,
San Seson bertemu kembali dengan Park
Dae-su dan Sung Song-yeon. Mereka berdua telah dikeluarkan dari istana karena
membantu Seson keluar dari istana.
Seson
|
:
|
Ini... mungkin terakhir kalinya. Jika aku kembali
ke istana, aku tak akan pernah melihat kalian lagi.
|
Song-yeon
|
:
|
Kami akan pergi menemui Jeoha [6]. Bila Jeoha
tak dapat meninggalkan istana, maka kami akan pergi ke istana.
|
Dae-su
|
:
|
Benar, Jeoha.
Song-yeon dan aku akan melindungi Jeoha.
|
Song-yeon
|
:
|
Jadi Jeoha tinggal
menunggu kami. Kami akan memasuki istana bagaimanapun caranya, jadi anda
harus tetap selamat sampai saat itu.
|
Seson
|
:
|
(mengulurkan jari kelingking) Jadi ayo kita buat
janji.
(Dae-su dan Song-yeon pun menautkan jari kelingking
mereka) Ini adalah janji di antara teman yang harus kita jaga walau langit
sampai runtuh. Aku akan tetap hidup sampai kalian datang padaku. Jadi
berjanjilah kalian akan datang.
|
Dae-su
|
:
|
Kan kujaga janji ini! Walau aku disiksa! Walau aku
dikebiri! Akan kujaga!
|
Song-yeon
|
:
|
Jeoha
|
Setelah itu,
San Seson menghadap Raja. Melihat
tekat Seson kalau dia akan
membuktikan akan menjadi penerus tahta yang baik, Raja menetapkan agar kediaman
Seson dipindah di istana Donggung saat rapat kabinet dengan para
menteri di ruang tahta. Itu berarti bahwa Raja menunjuk San Seson sebagai pewaris tahta Raja
berikutnya. Sebagian besar yang hadir di ruang tahta memohon agar Raja menarik
perintah itu lantaran menganggap San Seson
tak layak. Tetapi Raja hanya terdiam dan tetap pada keputusannya.
Dengan
penunjukkannya sebagai pewaris tahta berikutnya, maka San Seson diberi pelajaran yang ketat dan keras. Di tengah
pelajarannya, Raja datang menemui San Seson
dan memberikan pertanyaan tentang hal yang harus dilakukan seorang Raja pertama
kali. San Seson tak bisa menjawab.
Raja murka dan menyuruh Seson
menemukan jawabannya dalam tiga hari.
San Seson menerima pelatihan yang keras dan ketat
Selama tiga
hari, San Seson berusaha menemukan
jawabannya dengan makan makanan masyarakat kalangan biasa dan membaca laporan
aduan dari masyarakat. Walaupun begitu, saat tenggat waktu telah habis, San Seson tak menemukan jawabannya. Hal ini
membuat Raja murka. Ditambah lagi, Raja juga mempertanyakan kegiatan dari Istana Donggung
yang telah mengeluarkan uang sebanyak 3.000 Yang. Raja lantas memerintahkan San
Seson untuk meninggalkan Istana Donggung besok siang, yang artinya bahwa
San tak dianggap lagi sebagai pewaris tahta. Putri Mahkota Hun-kyung berlutut
di depan Istana Besar memohon ampunan bagi anaknya, tapi Raja mengabaikannya.
Esoknya, atas
perintah Raja, Kepala Kasim melaporkan penggunaan 3.000 Yang yang telah
dikeluarkan Istana Donggung. San Seson diperintahkan menghadap Raja dan
dia menjelaskan kalau uang itu digunakan untuk menyelamatkan anak-anak yang
dimanfaatkan oleh para pedagang untuk kerja paksa dan mencegah penjualan
anak-anak tersebut sebagai tenaga kerja ke China. San Seson mengetahui semua itu dari laporan
aduan yang dikirim kepada Raja. Mendengar itu, Raja murka kepada menterinya dan
menanyakan alasan laporan aduan tersebut tak sampai padaya. Kemudian Raja
memerintahkan petugas yang mengurus hal itu dan memenjarakan para pedagang yang
terlibat. San Seson juga
diperbolehkan kembali ke Istana Donggung.
Menteri Chae Jae-gong, diperankan oleh Han In-soo
Malamnya, Chae
Jae-gong, menteri dan penasehat Raja, juga salah satu guru San Seson menghadap Raja.
Menteri Chae
|
:
|
Tetapi, mengapa anda tak memberikan Donggung Mama [7] jawaban akhir?
|
Raja
|
:
|
Aku pikir kau mengetahui jawabannya.
|
Menteri Chae
|
:
|
Hal pertama yang harus dilakukan seorang Raja
adalah...
Menghargai orang-orangnya.
|
Raja
|
:
|
Benar. Mencintai orang-orangnya. Keinginan untuk
memberi yang terbaik bagi orang-orangnya. Itulah politik.
Seson tak
tahu kalau dia telah mempunyai jawabannya.
|
Di tempat
lain, Song-yeon masih berusaha masuk ke istana dengan menunggu sampai pingsan
seorang lelaki yang dulu pernah memasukkannya ke istana sebagai dayang.
Sementara Dae-su masih berusaha melawan ketakutannya dan menyuruh pamannya,
Park Dal-ho, untuk mengebirinya agar dia bisa menjadi kasim istana.
Di istana, San
Seson mengikuti diskusi dengan para
putra bangsawan terkait berbagai masalah ilmu pengetahuan. Guru San Seson (bukan Menteri Chae) menyatakan
kalau dalam diskusi nanti tak akan melibatkan sastra klasik, tapi saat San Seson menarik undian, justru materi
sastra klasik yang keluar pertama kali. Agaknya guru tersebut termasuk mereka
yang tidak menginginkan San Seson mewarisi
tahta. Dengan ini, dia berharap kalau San Seson
terlihat bodoh di mata Raja dan para menteri.
Benar saja, San
Seson tak bisa melafalkan sastra
klasik dengan lengkap. Namun salah satu putra bangsawan yang hadir, Jung Hu-gyum, melafalkan dengan baik beserta maknanya. Lantas Raja memerintahkan agar
Jung Hu-gyum diikutsertakan dalam pendidikan istana bersama San Seson.
Jung Hu-gyum muda
Baru saja Raja
selesai berbicara, Kasim pengawal Raja datang menghadap dan melaporkan bahwa di
halaman dari kediaman lama San Seson
ditemukan puluhan senapan dan pedang. Menurut kabar yang pernah beredar,
mendiang Putra Mahkota Sa-do membawa senjata ke dalam istana untuk memberontak
dan menjadi Raja. Penemuan ini tentu menjadikan seolah berita itu benar dan San
Seson terlibat dalam pemberontakan
itu.
Para menteri
mendesak Raja agar mengungkap dalang di balik peristiwa ini. Dengan perintah
Raja, ditangkaplah pihak yang dianggap terlibat untuk dibawa ke Kantor Penyidik
untuk diinterogasi, termasuk seluruh kasim pengawal dan dayang pengiring San Seson. Melihat situasi yang terjadi,
Hong Bong-han, kakek San Seson dari
pihak ibu, menganjurkan agar San Seson
mengatakan pada Raja kalau memang ini semua adalah perbuatan mendiang Putra
Mahkota Sa-do dan dia tak tahu menahu bahwa yang disembunyikan di halaman
kediaman lamanya adalah senjata. Hal ini bertujuan untuk melepaskan San Seson dan Putri Mahkota Hun-kyung dari
segala tuduhan. Karena bisa jadi di bawah siksaan dari bagian penyidik istana,
para pelayan San Seson yang ditangkap
akan memberikan pengakuan palsu bahwa San Seson
terlibat. Bila hal itu sampai terjadi, berakhir sudah riwayat San Seson dan Putri Mahkota Hun-kyung.
Kasim pengawal dan dayang pengiring San Seson ditahan dan dibawa ke kantor penyidik untuk diinterogasi
Hong Bong-han, Putri Mahkota Hun-kyung, dan San Seson berdiskusi masalah penemuan senjata yang ditemukan di kediaman lama San Seson
San Seson kemudian menghadap Raja. Raja
mengatakan bahwa dia akan mengampuni nyawa San Seson dan Putri Mahkota Hun-kyung jika San Seson mengaku keterlibatannya terkait masalah penyelundupan senjata
di istana. Tapi San Seson menolak dan
menyatakan bahwa ayahnya, Putra Mahkota Sa-do, adalah seorang yang loyal
terhadap Raja dan pemerintahan. Raja kembali murka. Raja menyatakan bahwa
dengan ucapan tersebut, San Seson secara
tak langsung menuduh Raja sebagai orang kejam yang menghukum orang tanpa bukti
dan sebab.
Walaupun di
hadapan San Seson Raja bersikap
sangat keras, tapi setelah itu Raja mengutus Kepala Kasim sekaligus penyidik
rahasia, Nam Sa-cho untuk mengungkap masalah ini dalam lima hari. Bersama tiga
kasim lainnya, termasuk Park Dal-ho yang merupakan paman dari Park Dae-su,
Kepala Kasim berusaha mengungkap semuanya atas perintah Raja.
Di tengah para
kasim mengadakan penyelidikan rahasia, Kantor Penyidik melaporkan bahwa pelayan
dari San Seson telah mengaku bahwa
San Seson terlibat penyelundupan
senjata. Para menteri memohon sambil meratap di depan istana besar untuk
menahan San Seson, sementara Putri
Mahkota Hun-kyung dan ayahnya, Hong Bong-han hanya bisa pasrah. Penyelidikan
rahasia dari Nam Sa-cho sendiri justru membuktikan keterlibatan Putra Mahkota
Sa-do.
Karena situasi
sudah sedemikian sulit, mau tak mau San Seson
harus dibawa ke Kantor Penyidik untuk diinterogasi. Di tempat lain, Song-yeon teringat kalau dia pernah melihat senapan di tempat seorang bernama Oh
Jung-nam dan melaporkannya ke Park Dal-ho, paman Dae-su. Segera saja Dal-ho
pergi menemui Kasim Nam untuk melaporkan hasil temuannya. Tetapi saat
Kepala Kasim Nam hendak pergi menemui Raja, Raja sudah pergi ke Kantor
Penyidik.
Di Kantor
Penyidik, Raja memerintahkan agar membawa senapan yang ditemukan di kediaman
lama San Seson. Ternyata senapan yang
ditemukan dibuat di bulan keenam tahun tersebut, sementara Putra Mahkota Sa-do
meninggal di bulan kelima, sehingga menunjukkan bahwa penemuan senapan ini
adalah sebuah makar untuk menyingkirkan San Seson
dari kedudukannya sebagai pewaris tahta. Tak hanya itu, Raja menunjukkan
catatan dari Pabrik Senjata Kerajaan jika senjata ini dibuat di bulan keenam.
Setelah
menunjukkan bukti-bukti, Raja memerintahkan untuk mendatangkan orang yang menjual
senjata dari Pabrik Senjata secara ilegal. Kemudian, Raja memerintahkan agar
Menteri Hukum di penjara dan menyatakan bahwa dia menjadi contoh orang yang
berani melawan keluarga kerajaan. Mereka yang berusaha membela menteri juga
diperintahkan untuk diseret ke penjara.
Setelah itu,
Raja keluar dari Kantor Penyidik. Raja mengalihkan perhatian ke samping dan
melihat Kasim Nam, memberi isyarat senyuman. Tampaknya Kepala Kasim telah
tepat waktu memberitahu Raja bahwa San Seson
tidak bersalah.
Tetapi pihak
yang menentang San Seson sebagai
pewaris tahta segera mengadakan rapat rahasia dan memutuskan untuk membunuh
semua yang terlibat. Orang yang melakukan penjualan senjata ilegal diracun saat
di penjara. Kasim yang betugas menyelidiki kasus ini juga dibunuh sekelompok
orang tak dikenal, dan Park Dal-ho termasuk salah satu orang yang diincar. Park
Dae-su da Sung Song-yeon juga diincar karena mereka tinggal bersama Park Dal-ho. Dengan menyusur hutan dan menaiki kapal, akhirnya Dal-ho bersama Song-yeon
dan Dae-su pergi menaiki kapal meninggalkan ibukota.
Setelah itu,
cerita berlanjut ke beberapa tahun setelahnya, saat San Seson telah tumbuh menjadi laki-laki dewasa. Suatu malam, Istana Donggung dimasuki orang yang akan
membunuh San Seson dan penjaga malam
yang bertugas sengaja meninggalkan istana saat kejadian berlangsung. Terjadi
pertarungan di dalam Istana Donggung.
Di akhir, pembunuh itu kalah dan bunuh diri dengan racun. Saat Raja datang
memeriksa, mayat pembunuh yang masih ada di dalam Istana Donggung ternyata sudah lenyap seolah tak terjadi apa-apa, sehingga
memperlihatkan seolah San Seson hanya
membual bahwa ada yang akan membunuh dirinya. Hasil penyelidikan pun tak
menunjukkan ada tanda-tanda penyusup.
San Seson dewasa, diperankan oleh Lee Seo Jin, saat menghadapi penyusup di kamarnya
Di tengah
kegalauan Raja atas masalah penyusup di Istana Donggung, Hwa-wan Ongjo (Ongjo: gelar untuk putri dari Raja
dengan Selir) [8] datang dari perjalanannya dan mengatakan kepada ayahandanya, Raja
Yeong-jo, bahwa dia mendengar kabar bahwa San Seson berkhayal kalau dirinya hendak dibunuh penyusup dan membuat
kegemparan di istana. San Seson sendiri
menugaskan untuk memecat semua petugas yang berjaga malam itu dan menyuruh
mengambil rakyat biasa sebagai penjaga karena tak percaya akan kemampuan dan
kesetiaan dari para penjaga istana. Beberapa penjaga dibuat takut dan
menganggap San Seson telah gila.
Hwa-wan Ongjo, diperankan oleh Sung Hyun-ah, saudari kandung dari Sa-do Seja sekaligus bibi San Seson.
Sembari
menonton pertandingan gulat, Menteri Choi Suk-jo dan Putri Hwa-wan berdiskusi
untuk memojokkan San Seson. Di tempat
lain, San Seson sendiri tengah
berdiskusi dengan Kepala Kasim Nam terkait masalahnya. San Seson memerintahkan untuk mencari bukti berdasar racun yang
digunakan penyusup di Donggung untuk
bunuh diri kemarin malam. Kasim Nam juga diperingatkan untuk tak terlalu
percaya diri dan mengatakan kalau Menteri Chae Jae-gong telah masuk perangkap
dan dikirim ke pengasingan.
Esoknya, San Seson diberi kepercayaan Raja untuk
mengurus kedatangan duta dari China terkait masalah perdagangan dengan Joseon.
Joseon mendapat embargo dari Dinasti Ming China sehingga menggiring Joseon pada
kesulitan ekonomi, sehingga pertemuan besok sangatlah penting. Hong Bong-han,
kakek San Seson dari pihak ibu, dan
Hong In-han, saudara Hong Bong-han, mengatakan kalau itu peluang yang diberikan
Raja untuk memperkuat kedudukan San Seson
dan membungkam kabar yang beredar bahwa San Seson
telah gila. Tapi menteri lainnya terlihat sedang merencanakan sesuatu.
Di tempat
lain, ternyata Park Dal-ho, Song-yeon, dan Dae-su sudah kembali ke ibukota. Untuk
bisa masuk ke istana lagi, Song-yeon sendiri bekerja di Biro Lukis Istana
sebagai Damo, pendamping pelukis, karena di Joseon, wanita dilarang menjadi
pelukis dan hanya bisa sebatas menjadi asisten pelukis yang bertugas untuk menyiapkan
campuran tinta untuk melukis, menyiapkan peralatan lukis, dan hal-hal
semacamnya. Biro Lukis Istana sendiri adalah bagian yang bertugas untuk melukis
segala kegiatan penting di istana untuk kepentingan dokumentasi.
Salah satu
pelukis di sana, Pelukis Yi, adalah seorang pelukis yang berkemampuan rendah
dan justru sibuk melukis gambar-gambar porno untuk dijual dan membebankan tugas
utamanya kepada Song-yeon. Saat Song Yeon menolak, Pelukis Yi menyebut-nyebut
jasanya karena telah memasukkan Song-yeon ke Biro Lukis Istana sebagai Damo.
Karena sangat bergantung dengan Song-yeon, Pelukis Yi jadi dekat dengannya
sehingga beberapa orang menganggap kalau mereka memiliki hubungan khusus.
Karena
tugas-tugas dari Pelukis Yi, Song-yeon sering terlambat saat dipanggil Cho-bi,
kepala Damo. Dan hukumannya adalah Song-yeon harus mencuci pakaian-pakaian
kotor.
Dal-ho sendiri
berdagang sambil menyamar menggunakan kumis dan janggut palsu untuk menyambung
hidup, sedang Dae-su sering terlibat bertanding gulat. Di istana, Kasim Nam
sudah mengetahui bahwa racun yang digunakan untuk bunuh diri merupakan salah
satu bahan yang digunakan untuk melukis, dan hanya di Biro Lukis Istana bahan
tersebut dapat ditemukan, San Seson segera
pergi ke Biro Lukis untuk mencari bukti. Tapi malangnya, Song-yeon saat itu
sedang mencuci pakaian kotor. Saat dia bergegas kembali ke Biro Lukis, ternyata
San Seson telah kembali ke istana.
Song-yeon dewasa, diperankan oleh Han Ji-min
Karena
terkenang masa lalu, malamnya Song-yeon melukis saat San Seson membebat lengannya yang terluka. Tapi salah satu pelukis,
Pelukis Tak, mengetahuinya dan menuduh Song-yeon mencuri tinta dan kertas. Song-yeon juga dianggap telah lancang karena berani melukis. Akhirnya Song-yeon
dikurung di gudang.
Esoknya, Song-yeon diseret untuk menerima hukuman pukul karena beberapa peralatan di Biro
Lukis menghilang. Tapi saat hukuman hendak dilaksanakan, Kepala Biro Lukis,
Tuan Park, datang dan mencegahnya. Setelah sedikit beradu pendapat, akhirnya
Tuan Park memerintahkan agar Song-yeon dilepaskan. Bahkan Song-yeon akhirnya
dipilih untuk mendampingi pelukis untuk melukis kegiatan pesta guna menyambut
duta dari China setelah Tuan Park melihat lukisan buatan Song-yeon, lukisan
dimana San Seson membebat lengan Song-yeon dulu.
Sementara itu,
Kasim Nam melalui bawahannya sudah mengetahui perihal racun itu. Tapi
malangnya, Kasim Han, kasim bawahannya telah dibunuh dan mayatnya ditemukan di
dekat pelabuhan. Dari pakaian kasim Han, terdapat tulisan berisi pesan rahasia
yang ditulis Kasim Han. Setelah menelitinya, San Seson menyimpulkan bahwa Kasim Han hendak menyampaikan bahwa aksi
dari para penentang San Seson terkait
dengan duta dari China. Untuk berjaga-jaga, maka San Seson memerintahkan jalur kedatangan duta besar, tempat pertemuan,
dan beberapa lain untuk diubah. Menteri Choi Suk-jo melaporkan hal ini kepada
Putri Hwa-wan dan menyarankan agar rencana mereka dibatalkan, tetapi Putri Hwa-wan menolak dan tetap menginginkan rencana dilanjutkan.
San Seson menyambut duta dari China
Di sisi lain,
Dae-su memutuskan untuk meninggalkan kelompoknya yang selalu mengajaknya untuk
bergulat dan ingin mengikuti ujian kemiliteran. Seorang temannya meminta Dae-su
agar membantunya sekali lagi saja dengan imbalan 50 Yang untuk pernikahan Dae-su dan Song-yeon. Dae-su setuju.
Di istana,
Song-yeon ditugaskan Cho-bi untuk membuat pigmen warna merah. Tetapi saat pesat
hendak dimulai, Cho-bi kembali memanggil Song-yeon dan menunjukkan bahwa warna
pigmen yang dibuat Song-yeon salah. Cho-bi menyuruh Song-yeon mengulang
pekerjaannya tanpa menyadari bahwa hal itu sudah direncanakan Cho-bi. Saat
pigmen merah yang dibuat Song-yeon selesai, pesta sudah dimulai dan Song-yeon
tak bisa memasuki tempat pesta saat acara telah dimulai. Kesempatan Song-yeon
untuk melihat San Seson saat itu
pupus sudah.
Pesta penyambutan duta dari China
Yang Cho-bi (kanan), diperankan oleh Lee Ip-sae, berencana untuk membuat Song-yeon tak bisa mengikuti pesta penyambutan duta dari China
Malamnya,
bersama temannya, Dae-su pergi ke pelabuhan. Ternyata di sana mereka harus
merampok beberapa barang di kapal itu. Saat Dae-su hendak pergi dan menolak,
temannya membawa-bawa nasib Song-yeon dan paman Dae-su bila ia berani pergi.
Akhirnya Dae-su menurutinya.
Esoknya, kabar buruk datang di istana. Barang
yang hendak diberikan kepada duta China sebagai pertukaran yang berupa 150 kain katun putih ternyata lenyap. Ternyata, barang
itulah yang dicuri Dae-su dan teman-temannya kemarin malam. Karena situasi yang
mendesak dan untuk mengulur waktu, akhirnya San Seson mengadakan jamuan dengan mengundang pelukis dari Biro Lukis
untuk memberikan lukisan yang indah kepada duta China tersebut. Karena Damo
yang lain telah pergi, maka Song-yeon yang mendampingi Tuan Park untuk melukis
di hadapan San Seson, para menteri,
dan duta dari China. Dengan begini, keinginan Song-yeon untuk melihat kembali
San Seson terwujud.
Usai melukis,
Tuan Park menyerahkan lukisannya. Duta China tersebut merasa senang dan mengatakan bahwa kabar kalau Joseon memiliki lima keajaiban adalah benar
adanya. Saat Menteri Hong In-han menanyakan perihal lima keajaiban itu, Duta
dari China tersebut menyebutkan drama, lukisan, musik, makanan, dan wanita,
sambil menunjuk Song-yeon. Mendengar hal itu, Menteri Hong In-han kemudian
memerintahkan kasim agar mendandani Song-yeon untuk diantar di kamar duta dari
China nanti malam.
Betapa
terkejutnya Song-yeon mendengar hal itu. Tuan Park sampai angkat bicara memohon
agar memanggil gadis penghibur saja, tapi para menteri berkeras. Saat itulah
San Seson menyuruh kasim melepas Song-yeon dan menyarankan duta dari China untuk dibersamai oleh gadis penghibur
saja.
Duta China
tersebut lantas menanyakan pentingnya Damo tersebut sampai San Seson membelanya. Tuan Park berujar
bahwa Damo tersebut, merujuk Song-yeon, mampu melukis. Duta dari China tersebut
memberi penawaran untuk memberi kesempatan Damo tersebut untuk menunjukkan
kemampuannya. Jika memang Damo tersebut bisa melukis, dia akan melupakan
penolakan San Seson untuk
menyantarkan Damo tersebut ke kamarnya.
Setelah
persiapan selesai, Song-yeon diminta melukis sebuah makhluk legenda, Kirin.
Duta dari China tersebut terkejut tatkala Song-yeon selesai melukis dan bahkan
Song-yeon mengetahui legenda tentang Kirin. Song-yeon mengetahui hal
tersebut dari mendiang ayahnya. Duta dari China tersebut merasa puas dan akan
menemui San Seson dua hari lagi untuk
membahas perdagangan antara Ming China dan Joseon.
Lukisan Kirin karya Song-yeon
Sementara
menanti dua hari, San Seson berusaha
mencari cara untuk mengganti 150 kain katun putih, tapi para menteri pesimis
dan tak mungkin mengumpulkan katun sebanyak itu dengan waktu sesingkat itu. Di
tengah pertemuan dengan menteri, kasim mengabarkan bahwa Duta dari China
mengetahui bahwa kain katun yang digunakan untuk pertukaran telah hilang.
San Seson hendak menyusul duta tersebut di
pelabuhan, tapi Jung Hu-gyum yang sekarang telah menjadi anak angkat Putri Hwa-wan datang dan menyatakan bahwa dia telah bernegosiasi dengan duta dari China
tersebut. Karena kain katun yang digunakan untuk pertukaran telah hilang, maka
duta dari China tersebut meminta ganti berupa 300 ginseng, 150 lembaran granit,
80 kulit harimau kumbang, dan 50 sikat cerpelai. Jumlah ini dua kali lipat
daripada perdagangan biasa.
Jung Hu-gyum dewasa, diperankan oleh Jo Yeon-woo, anak angkat Hwa-wan Ongjo
Demi
menyelamatkan dari embargo, mau tak mau pihak Joseon harus menuruti keinginan
tersebut. Maka pihak kerajaan terpaksa mengambil barang dagangan para pedagang
di pasar dengan ganti rugi yang jumlahnya tak memadai. Para pedagang hanya bisa
meratap di depan gerbang istana. Suara ratapan mereka sampai terdengar di istana, hingga Putri Dowager Hun-kyung [9] merasa iba. Permaisuri Jeong-sun menenangkan Putri Dowager Hun-kyung dan mengatakan bahwa hal ini pasti akan segera berakhir. Sedangkan Dae-su memaksa temannya yang dulu mengajaknya
mencuri barang di kapal untuk memberitahu keberadaan kain katun yang telah
dicuri, tapi temannya tersebut juga tak tahu.
Sedangkan di
Biro Lukis, Song-yeon mendapat ide untuk mengubah kain katun jingga menjadi
putih menggunakan pewarna putih di Biro Lukis yang terbuat dari kerang laut.
Tuan Park menyampaikan ide itu kepada San Seson
dan akhirnya ide itu dilaksanakan. Dengan cara ini, San Seson bisa memenuhi keinginan duta dari China, yaitu 150 kain
katun. Barang-barang yang telah diambil dari pedagang pada akhirnya
dikembalikan.
Para Damo di Biro Lukis sibuk memecah kerang laut untuk dijadikan pigmen putih
Setelah
permasahan selesai, San Seson pergi
ke Biro Lukis untuk berterima kasih kepada Tuan Park atas idenya. Dengan rendah
hati, Tuan Park mengatakan bahwa ide itu dari Damo yang ikut bersamanya saat
acara jamuan dengan duta dari China. Saat Tuan Park menyebutkan bahwa nama Damo
tersebut adalah Sung Song-yeon, terkejutlah San Seson.
San Seson melihat lukisan Song-yeon
Keterangan:
[1] Raja Yeong-jo adalah penguasa ke-21 Dinasti Joseon. Ayahnya adalah Raja Suk-jong, penguasa ke-19 Dinasti Joseon. Ibunya adalah Selir Suk-bin dari wangsa Haeju Choi, yang beberapa orang menyebutnya "The Joseon Cinderella" lantaran perjalanan hidupnya dari yang semula seorang kelas rendah menjadi selir raja dan ibu dari Raja, suatu hal yang mendekati mustahil di masa itu mengingat Joseon menganut sistem kelas masyarakat yang sangat ketat.
[2] Sa-do Seja adalah putra dari Raja Yeong-jo dengan Selir Yeong-bin dari wangsa Lee.
[3] Dalam tulisan ini, gelar Seson sengaja tidak diterjemahkan ke dalam istilah apapun lantaran kekhasannya. Gelar ini kurang tepat bila diterjemahkan menjadi “Putra Mahkota” karena Putra Mahkota adalah putra Raja yang dipilih menjadi penerus tahta, sedangkan Seson adalah gelar untuk putra dari Putra Mahkota. Gelar ini juga kurang pas bila diterjemahkan menjadi “Pangeran” biasa lantaran istri dari Seson nanti akan disebut Bin-gung (Putri Mahkota/Putri pewaris tahta Permaisuri). Mungkin terjemahan yang tepat adalah “Cucu Mahkota”, tapi itu adalah istilah yang kurang dikenal.
[4] Istana Donggung: secara harfiah bermakna Istana Timur. Berbeda dengan istana di kerajaan negara Barat yang umumnya terdiri dari satu bangunan besar dan anggota keluarga kerajaan hidup di dalamnya bersama, istana di Joseon berupa sebuah kompleks besar yang terdiri dari banyak bangunan. Sesuai namanya, Donggung berada di kompleks istana bagian timur. Mereka yang tinggal di Istana Donggung berarti merupakan orang yang akan mewarisi tahta dengan segala kewajiban dan haknya.
[5] Permaisuri Kim Jeong-sun adalah Permaisuri kedua Raja Yeong-jo setelah Permaisuri pertamanya, Permaisuri Jeong-seong dari wangsa Dalsung Seo, wafat.
[6] Bila Seja dan Seson adalah gelar, maka Jeoha adalah panggilan untuk para penerus tahta di Joseon. Hal ini seperti panggilan Your Majesty untuk King dan Queen di kerajaan Britania Raya. King dan Queen adalah gelar dan Your Majesty adalah panggilannya.
[7] Donggung selain mengacu pada tempat, bisa juga digunakan untuk menyebut orang yang tinggal di Istana Donggung. Jadi saat Menteri Chae menyebut Donggung, dia tidak sedang menunjuk tempat, tapi mengacu orang yang tinggal di sana, yakni San Seson. Saat menggunakan gelar Donggung, panggilan yang digunakan adalah Mama.
[8] Hwa-wan Ongjo adalah putri dari Raja Yeong-jo dengan Selir Yeong-bin dari wangsa Lee. Dia saudari seayah dan seibu Sa-do Seja dan bibi San Seson.
[9] Gelar ibunda San Seson setelah wafatnya Sa-do Seja masih belum penulis ketahui dengan jelas. Beberapa masih menyebutnya Bin-gung yang berarti Putri Mahkota, sedangkan yang lain memanggil dengan gelar Hye-bin yang belum penulis temukan padanannya dalam bahasa Indonesia maupun Inggris. Oleh karenanya, penulis mulai dari sini menulis gelar ibunda San Seson dengan "Putri Dowager" yang diterjemahkan dari Princess Dowager. Kata ini terdiri dari dua kata, yakni Princess yang berarti Princess Consort, seorang wanita yang mendapat gelar Princess karena menikah dengan putra Raja, dan Dowager yang merupakan gelar untuk wanita istana yang telah menjanda. Penyebutan ini selain karena dari episode 7 ibunda San Seson tak lagi disebut Bin-gung, melainkan Hye-bin, juga untuk menghindari kerancuan dengan istri San Seson, Hyo-eui Bin-gung.
3 komentar:
duh duh saiki tontonane iki ?
Wis suwe, Nur.
wah film kesukaan nih
harga casing sosis
Posting Komentar