The Time

Jumat, 23 Januari 2015

Sinopsis Yi San: Episode 1-7

Yi San, juga dikenal “Wind of the Palace” adalah drama korea saeguk yang terinspirasi intrik politik di masa pemerintahan Raja Yeong-jo dan Raja Jeong-jo, Raja ke-21 dan 22 Dinasti Joseon/Chosun. Di negara asalnya, Korea Selatan, drama ini disiarkan di stasiun TV MBC. Cerita ini berfokus pada Yi San, yang kelak menjadi Raja Jeong-jo. Cerita dari masa kecilnya saat masih berumur sebelas tahun yang sudah didera berbagai ujian berat seperti wafatnya sang ayah, Putra Mahkota Sa-do, hingga masa pemerintahannya sebagai Raja dengan beragam konfliknya.



Raja Yeong-jo [1] adalah salah satu Raja terbesar Dinasti Joseon. Selama masa kekuasaan Raja yang taat pada paham Konfusius ini, Dinasti Joseon mengalami masa kedamaian. Namun begitu, faksi-faksi politik yang ada saat itu, No-ron, So-ron, dan Nam-im masih terus melanjutkan perang dingin di antara mereka.

Raja Yeong-jo, diperankan oleh Lee Son-jae

Putra Raja Yeong-jo, Sa-do Seja (Putra Mahkota Sa-do) [2] bertindak di luar kendali dan dituduh melakukan makar melawan ayahnya sendiri untuk naik ke tahta Raja. Atas dasar itu, Raja Yeong-jo memasukkan Putra Mahkota Sa-do di kotak beras. Beberapa kasim yang masih setia kepada Putra Mahkota Sa-do berusaha meringankan penderitaannya dengan memberinya air minum, tetapi hal itu menyebabkan kematian tragis para kasim di tangan para penjaga istana.

Sa-do Seja, diperankan oleh Lee Chang-heon

Di masa ketidakstabilan politik di istana, Sung Song-yeon, seorang gadis yatim piatu miskin, masuk ke istana sebagai calon dayang istana. Dia harus merelakan dirinya berpisah dengan Song-wook, adik lelakinya yang masih bayi, agar diasuh oleh keluarga perawat. Di sisi lain, seorang bocah lelaki, Park Dae-su, juga masuk ke istana sebagai calon kasim atas koneksi pamannya, Park Dal-ho, seorang kasim istana. Tetapi Park Dae-su bermasalah lantaran ternyata dia belum dikebiri.

Bersama mereka berdua, San Seson (Seson: gelar untuk anak lelaki dari Seja/Putra Mahkota) [3] menyelinap di malam hari ke Istana Donggung [4] tempat Putra Mahkota Sa-do disekap dan memberikan makanan dan minuman kepada ayahnya yang disekap selama enam hari di kotak beras. Selama kejadian itu, San Seson menyembunyikan jati dirinya dan mengaku sebagai Mu-duk, kasim yang bertugas di istana Seson. Dari peristiwa itulah, mereka berikrar untuk menjadi teman selamanya, tanpa Park Dae-su dan Sung Song-yeon tahu bahwa Mu-duk sebenarnya adalah San Seson, putra dari Sa-do Seja.

San Seson muda, saat menangis di depan peti beras tempat mengurung ayahnya, Sa-do Seja

Di sisi lain, Jeong-sun Jungjeon dari wangsa Gyeongju Kim [5] (Jungjeon: Permaisuri), sembari berlutut di depan Istana Besar (kediaman Raja) berusaha meyakinkan suaminya, Raja Yeong-jo, bahwa permasalahan yang menimpa Putra Mahkota Sa-do tak lain hanyalah kesalahpahaman semata. Hal itu membuat Raja Yeong-jo tergerak hatinya untuk melihat keadaan Putra Mahkota Sa-do.

Permaisuri Jeong-sun, diperankan Kim Yeo-jin, berlutut di depan Istana Besar, memohon Raja agar memberi belas kasih kepada Sa-do Seja yang tak lain adalah anak tirinya

Sesampai di Istana Donggung, Raja melihat makanan bercecer di dekat kotak beras tempat Putra Mahkota Sa-do disekap. Hal ini membuat Raja murka dan beranggapan bahwa ada para pengkhianat yang berusaha membebaskan Putra Mahkota Sa-do. Pagi harinya di rapat kabinet dengan para menteri, Raja memerintahkan untuk mencari pelakunya.

Keadaan istana yang makin tak menentu membuat Hun-kyung Bin-gung (Putri Mahkota Hun-kyung) dari wangsa Poongsan Hong berusaha membela suaminya dan menghadap Raja Yeong-jo, tetapi dicegah oleh ayah Putri Mahkota, Hong Bong-han. Ditakutkan kemarahan Raja akan tertuju pada Putri Mahkota Hun-kyung dan putranya, San Seson yang menjadi penerus tahta berikutnya. Namun begitu, San Seson sendiri menghadap Raja Yeong-jo yang tak lain adalah kakeknya, meminta belas kasih untuk ayahnya, Puta Mahkota Sa-do. Akibatnya, Raja memerintahkan San Seson untuk meninggalkan istana sementara waktu bersama ibunya.

Putri Mahkota Hun-kyung, diperankan oleh Kyeon Mi-ri, istri dari Sa-do Seja dan ibu dari San Seson, tak berdaya mengatasi masalah yang menimpa suaminya

Pencarian pelaku masih berlanjut. Para penjaga akhirnya menangkap Park Dae-su untuk diinterogasi. Sung Song-yeon sendiri hampir tertangkap oleh para penjaga istana, tetapi karena Park Dae-su mengelak keterlibatan Song-yeon, Song-yeon selamat. Akhirnya, Dae-su sendirilah yang dibawa untuk diinterogasi.

Mengetahui Dae-su akan diinterogasi, San Seson memohon ibunya untuk menolong Dae-su. Tapi Putri Mahkota Hun-kyung menolak dan menyuruh Seson mengabaikannya dan diam sampai semuanya berlalu demi keamanan Seson sendiri lantaran putranya itu adalah penerus tahta. Tapi Seson berkeras dan hendak menghadap Raja dan berkata bahwa dialah yang memberi makanan kepada Putra Mahkota Sa-do kemarin malam. Namun ternyata Raja telah meninggalkan istana dan pergi ke kota untuk menggelar acara untuk rakyat. Di acara ini, rakyat menyampaikan masukan dan keluhan kepada Raja secara langsung.

Bersama Song-yeon yang sudah mengetahui jati diri Seson yang sebenarnya, San Seson pergi menuju tempat Raja, melarikan diri dari rombongan yang membawanya dan Putri Mahkota keluar istana. Sempat San Seson melihat Song-yeon terluka di lengannya, dan ia membebat lengan Song-yeon dengan sabuk pakaiannya. Saat bertemu Raja, San Seson berencana memberikan lukisan yang ada di kotak pakaiannya, karena menurut Putra Mahkota Sa-do, hal itu bisa menyelesaikan kesalahpahaman antara dirinya dan Raja.

San Seson membebat luka di lengan Song-yeon

Sementara itu, Park Dae-su diserahkan ke pedagang arak setelah diinterogasi dan dikurung di gudang. San Seson yang sedang dalam perjalanan menemui Raja juga mengalami nasib yang serupa. Saat melihat San Seson di gudang terkurung bersamanya, tanpa segan-segan Park Dae-su memukulnya karena menganggap bahwa dia terkurung di gudang karena ulah San Seson. Dae-su saat itu masih mengira bahwa yang dihadapannya adalah Mu-duk.

Saat mereka hendak dibunuh, pasukan polisi datang dan menangkap para pedagang tersebut atas laporan dari Song-yeon. Setelah itu, mereka bertiga pergi bersama menemui Raja. Di tengah perjalanan, barulah San Seson mengungkap jati dirinya pada Dae-su.

Setibanya bertemu Raja, Raja ternyata menolak mentah-mentah untuk sekedar melihat lukisan yang dibawa San Seson. Bahkan Raja hendak memerintahkan mengurung dan menghukum San Seson atas tuduhan pengkhianatan. Tapi kemudian Raja mengurungkan niatnya lantaran seorang datang membawa berita dari istana yang mengabarkan bahwa Sa-do Seja, Putra Mahkota pewaris tahta negeri Joseon, meninggal.

Setelah itu, Raja memerintahkan kembali ke istana kepada San Seson dan ibunya, Putri Mahkota Hun-kyung. Di tengah perjalanan, San Seson bertemu kembali dengan Park Dae-su dan Sung Song-yeon. Mereka berdua telah dikeluarkan dari istana karena membantu Seson keluar dari istana.

Seson
:
Ini... mungkin terakhir kalinya. Jika aku kembali ke istana, aku tak akan pernah melihat kalian lagi.

Song-yeon
:
Kami akan pergi menemui Jeoha [6]. Bila Jeoha tak dapat meninggalkan istana, maka kami akan pergi ke istana.

Dae-su
:
Benar, Jeoha. Song-yeon dan aku akan melindungi Jeoha.

Song-yeon
:
Jadi Jeoha tinggal menunggu kami. Kami akan memasuki istana bagaimanapun caranya, jadi anda harus tetap selamat sampai saat itu.
Seson
:
(mengulurkan jari kelingking) Jadi ayo kita buat janji.

(Dae-su dan Song-yeon pun menautkan jari kelingking mereka) Ini adalah janji di antara teman yang harus kita jaga walau langit sampai runtuh. Aku akan tetap hidup sampai kalian datang padaku. Jadi berjanjilah kalian akan datang.

Dae-su
:
Kan kujaga janji ini! Walau aku disiksa! Walau aku dikebiri! Akan kujaga!

Song-yeon
:
Jeoha

San Seson, Park Dae-su, dan Sung Song-yeon, berikrar membuat janji untuk bertemu kembali

Setelah itu, San Seson menghadap Raja. Melihat tekat Seson kalau dia akan membuktikan akan menjadi penerus tahta yang baik, Raja menetapkan agar kediaman Seson dipindah di istana Donggung saat rapat kabinet dengan para menteri di ruang tahta. Itu berarti bahwa Raja menunjuk San Seson sebagai pewaris tahta Raja berikutnya. Sebagian besar yang hadir di ruang tahta memohon agar Raja menarik perintah itu lantaran menganggap San Seson tak layak. Tetapi Raja hanya terdiam dan tetap pada keputusannya.

Dengan penunjukkannya sebagai pewaris tahta berikutnya, maka San Seson diberi pelajaran yang ketat dan keras. Di tengah pelajarannya, Raja datang menemui San Seson dan memberikan pertanyaan tentang hal yang harus dilakukan seorang Raja pertama kali. San Seson tak bisa menjawab. Raja murka dan menyuruh Seson menemukan jawabannya dalam tiga hari.

San Seson menerima pelatihan yang keras dan ketat

Selama tiga hari, San Seson berusaha menemukan jawabannya dengan makan makanan masyarakat kalangan biasa dan membaca laporan aduan dari masyarakat. Walaupun begitu, saat tenggat waktu telah habis, San Seson tak menemukan jawabannya. Hal ini membuat Raja murka. Ditambah lagi, Raja juga mempertanyakan kegiatan dari  Istana Donggung yang telah mengeluarkan uang sebanyak 3.000 Yang. Raja lantas memerintahkan San Seson untuk meninggalkan Istana Donggung besok siang, yang artinya bahwa San tak dianggap lagi sebagai pewaris tahta. Putri Mahkota Hun-kyung berlutut di depan Istana Besar memohon ampunan bagi anaknya, tapi Raja mengabaikannya.

Esoknya, atas perintah Raja, Kepala Kasim melaporkan penggunaan 3.000 Yang yang telah dikeluarkan Istana Donggung. San Seson diperintahkan menghadap Raja dan dia menjelaskan kalau uang itu digunakan untuk menyelamatkan anak-anak yang dimanfaatkan oleh para pedagang untuk kerja paksa dan mencegah penjualan anak-anak tersebut sebagai tenaga kerja ke China. San Seson mengetahui semua itu dari laporan aduan yang dikirim kepada Raja. Mendengar itu, Raja murka kepada menterinya dan menanyakan alasan laporan aduan tersebut tak sampai padaya. Kemudian Raja memerintahkan petugas yang mengurus hal itu dan memenjarakan para pedagang yang terlibat. San Seson juga diperbolehkan kembali ke Istana Donggung.

Menteri Chae Jae-gong, diperankan oleh Han In-soo

Malamnya, Chae Jae-gong, menteri dan penasehat Raja, juga salah satu guru San Seson menghadap Raja.

Menteri Chae
:
Tetapi, mengapa anda tak memberikan Donggung Mama [7] jawaban akhir?

Raja
:
Aku pikir kau mengetahui jawabannya.

Menteri Chae
:
Hal pertama yang harus dilakukan seorang Raja adalah...
Menghargai orang-orangnya.

Raja
:
Benar. Mencintai orang-orangnya. Keinginan untuk memberi yang terbaik bagi orang-orangnya. Itulah politik.
Seson tak tahu kalau dia telah mempunyai jawabannya.

Di tempat lain, Song-yeon masih berusaha masuk ke istana dengan menunggu sampai pingsan seorang lelaki yang dulu pernah memasukkannya ke istana sebagai dayang. Sementara Dae-su masih berusaha melawan ketakutannya dan menyuruh pamannya, Park Dal-ho, untuk mengebirinya agar dia bisa menjadi kasim istana.

Di istana, San Seson mengikuti diskusi dengan para putra bangsawan terkait berbagai masalah ilmu pengetahuan. Guru San Seson (bukan Menteri Chae) menyatakan kalau dalam diskusi nanti tak akan melibatkan sastra klasik, tapi saat San Seson menarik undian, justru materi sastra klasik yang keluar pertama kali. Agaknya guru tersebut termasuk mereka yang tidak menginginkan San Seson mewarisi tahta. Dengan ini, dia berharap kalau San Seson terlihat bodoh di mata Raja dan para menteri.

Benar saja, San Seson tak bisa melafalkan sastra klasik dengan lengkap. Namun salah satu putra bangsawan yang hadir, Jung Hu-gyum, melafalkan dengan baik beserta maknanya. Lantas Raja memerintahkan agar Jung Hu-gyum diikutsertakan dalam pendidikan istana bersama San Seson.


Jung Hu-gyum muda

Baru saja Raja selesai berbicara, Kasim pengawal Raja datang menghadap dan melaporkan bahwa di halaman dari kediaman lama San Seson ditemukan puluhan senapan dan pedang. Menurut kabar yang pernah beredar, mendiang Putra Mahkota Sa-do membawa senjata ke dalam istana untuk memberontak dan menjadi Raja. Penemuan ini tentu menjadikan seolah berita itu benar dan San Seson terlibat dalam pemberontakan itu.

Para menteri mendesak Raja agar mengungkap dalang di balik peristiwa ini. Dengan perintah Raja, ditangkaplah pihak yang dianggap terlibat untuk dibawa ke Kantor Penyidik untuk diinterogasi, termasuk seluruh kasim pengawal dan dayang pengiring San Seson. Melihat situasi yang terjadi, Hong Bong-han, kakek San Seson dari pihak ibu, menganjurkan agar San Seson mengatakan pada Raja kalau memang ini semua adalah perbuatan mendiang Putra Mahkota Sa-do dan dia tak tahu menahu bahwa yang disembunyikan di halaman kediaman lamanya adalah senjata. Hal ini bertujuan untuk melepaskan San Seson dan Putri Mahkota Hun-kyung dari segala tuduhan. Karena bisa jadi di bawah siksaan dari bagian penyidik istana, para pelayan San Seson yang ditangkap akan memberikan pengakuan palsu bahwa San Seson terlibat. Bila hal itu sampai terjadi, berakhir sudah riwayat San Seson dan Putri Mahkota Hun-kyung.

Kasim pengawal dan dayang pengiring San Seson ditahan dan dibawa ke kantor penyidik untuk diinterogasi

Hong Bong-han, Putri Mahkota Hun-kyung, dan San Seson berdiskusi masalah penemuan senjata yang ditemukan di kediaman lama San Seson

San Seson kemudian menghadap Raja. Raja mengatakan bahwa dia akan mengampuni nyawa San Seson dan Putri Mahkota Hun-kyung jika San Seson mengaku keterlibatannya terkait masalah penyelundupan senjata di istana. Tapi San Seson menolak dan menyatakan bahwa ayahnya, Putra Mahkota Sa-do, adalah seorang yang loyal terhadap Raja dan pemerintahan. Raja kembali murka. Raja menyatakan bahwa dengan ucapan tersebut, San Seson secara tak langsung menuduh Raja sebagai orang kejam yang menghukum orang tanpa bukti dan sebab.

Walaupun di hadapan San Seson Raja bersikap sangat keras, tapi setelah itu Raja mengutus Kepala Kasim sekaligus penyidik rahasia, Nam Sa-cho untuk mengungkap masalah ini dalam lima hari. Bersama tiga kasim lainnya, termasuk Park Dal-ho yang merupakan paman dari Park Dae-su, Kepala Kasim berusaha mengungkap semuanya atas perintah Raja.

Kasim Nam Sa-cho, diperankan oleh Maeng Sang-hoon

Di tengah para kasim mengadakan penyelidikan rahasia, Kantor Penyidik melaporkan bahwa pelayan dari San Seson telah mengaku bahwa San Seson terlibat penyelundupan senjata. Para menteri memohon sambil meratap di depan istana besar untuk menahan San Seson, sementara Putri Mahkota Hun-kyung dan ayahnya, Hong Bong-han hanya bisa pasrah. Penyelidikan rahasia dari Nam Sa-cho sendiri justru membuktikan keterlibatan Putra Mahkota Sa-do.

Para Menteri meratap di depan Istana Besar, meminta Raja agar memberi hukuman pada San Seson

Karena situasi sudah sedemikian sulit, mau tak mau San Seson harus dibawa ke Kantor Penyidik untuk diinterogasi. Di tempat lain, Song-yeon teringat kalau dia pernah melihat senapan di tempat seorang bernama Oh Jung-nam dan melaporkannya ke Park Dal-ho, paman Dae-su. Segera saja Dal-ho pergi menemui Kasim Nam untuk melaporkan hasil temuannya. Tetapi saat Kepala Kasim Nam hendak pergi menemui Raja, Raja sudah pergi ke Kantor Penyidik.

Di Kantor Penyidik, Raja memerintahkan agar membawa senapan yang ditemukan di kediaman lama San Seson. Ternyata senapan yang ditemukan dibuat di bulan keenam tahun tersebut, sementara Putra Mahkota Sa-do meninggal di bulan kelima, sehingga menunjukkan bahwa penemuan senapan ini adalah sebuah makar untuk menyingkirkan San Seson dari kedudukannya sebagai pewaris tahta. Tak hanya itu, Raja menunjukkan catatan dari Pabrik Senjata Kerajaan jika senjata ini dibuat di bulan keenam.

Setelah menunjukkan bukti-bukti, Raja memerintahkan untuk mendatangkan orang yang menjual senjata dari Pabrik Senjata secara ilegal. Kemudian, Raja memerintahkan agar Menteri Hukum di penjara dan menyatakan bahwa dia menjadi contoh orang yang berani melawan keluarga kerajaan. Mereka yang berusaha membela menteri juga diperintahkan untuk diseret ke penjara.

Setelah itu, Raja keluar dari Kantor Penyidik. Raja mengalihkan perhatian ke samping dan melihat Kasim Nam, memberi isyarat senyuman. Tampaknya Kepala Kasim telah tepat waktu memberitahu Raja bahwa San Seson tidak bersalah.

Tetapi pihak yang menentang San Seson sebagai pewaris tahta segera mengadakan rapat rahasia dan memutuskan untuk membunuh semua yang terlibat. Orang yang melakukan penjualan senjata ilegal diracun saat di penjara. Kasim yang betugas menyelidiki kasus ini juga dibunuh sekelompok orang tak dikenal, dan Park Dal-ho termasuk salah satu orang yang diincar. Park Dae-su da Sung Song-yeon juga diincar karena mereka tinggal bersama Park Dal-ho. Dengan menyusur hutan dan menaiki kapal, akhirnya Dal-ho bersama Song-yeon dan Dae-su pergi menaiki kapal meninggalkan ibukota.

Setelah itu, cerita berlanjut ke beberapa tahun setelahnya, saat San Seson telah tumbuh menjadi laki-laki dewasa. Suatu malam, Istana Donggung dimasuki orang yang akan membunuh San Seson dan penjaga malam yang bertugas sengaja meninggalkan istana saat kejadian berlangsung. Terjadi pertarungan di dalam Istana Donggung. Di akhir, pembunuh itu kalah dan bunuh diri dengan racun. Saat Raja datang memeriksa, mayat pembunuh yang masih ada di dalam Istana Donggung ternyata sudah lenyap seolah tak terjadi apa-apa, sehingga memperlihatkan seolah San Seson hanya membual bahwa ada yang akan membunuh dirinya. Hasil penyelidikan pun tak menunjukkan ada tanda-tanda penyusup.

San Seson dewasa, diperankan oleh Lee Seo Jin, saat menghadapi penyusup di kamarnya

Di tengah kegalauan Raja atas masalah penyusup di Istana Donggung, Hwa-wan Ongjo (Ongjo: gelar untuk putri dari Raja dengan Selir) [8] datang dari perjalanannya dan mengatakan kepada ayahandanya, Raja Yeong-jo, bahwa dia mendengar kabar bahwa San Seson berkhayal kalau dirinya hendak dibunuh penyusup dan membuat kegemparan di istana. San Seson sendiri menugaskan untuk memecat semua petugas yang berjaga malam itu dan menyuruh mengambil rakyat biasa sebagai penjaga karena tak percaya akan kemampuan dan kesetiaan dari para penjaga istana. Beberapa penjaga dibuat takut dan menganggap San Seson telah gila.

Hwa-wan Ongjo, diperankan oleh Sung Hyun-ah, saudari kandung dari Sa-do Seja sekaligus bibi San Seson.

Sembari menonton pertandingan gulat, Menteri Choi Suk-jo dan Putri Hwa-wan berdiskusi untuk memojokkan San Seson. Di tempat lain, San Seson sendiri tengah berdiskusi dengan Kepala Kasim Nam terkait masalahnya. San Seson memerintahkan untuk mencari bukti berdasar racun yang digunakan penyusup di Donggung untuk bunuh diri kemarin malam. Kasim Nam juga diperingatkan untuk tak terlalu percaya diri dan mengatakan kalau Menteri Chae Jae-gong telah masuk perangkap dan dikirim ke pengasingan.

Esoknya, San Seson diberi kepercayaan Raja untuk mengurus kedatangan duta dari China terkait masalah perdagangan dengan Joseon. Joseon mendapat embargo dari Dinasti Ming China sehingga menggiring Joseon pada kesulitan ekonomi, sehingga pertemuan besok sangatlah penting. Hong Bong-han, kakek San Seson dari pihak ibu, dan Hong In-han, saudara Hong Bong-han, mengatakan kalau itu peluang yang diberikan Raja untuk memperkuat kedudukan San Seson dan membungkam kabar yang beredar bahwa San Seson telah gila. Tapi menteri lainnya terlihat sedang merencanakan sesuatu.

Di tempat lain, ternyata Park Dal-ho, Song-yeon, dan Dae-su sudah kembali ke ibukota. Untuk bisa masuk ke istana lagi, Song-yeon sendiri bekerja di Biro Lukis Istana sebagai Damo, pendamping pelukis, karena di Joseon, wanita dilarang menjadi pelukis dan hanya bisa sebatas menjadi asisten pelukis yang bertugas untuk menyiapkan campuran tinta untuk melukis, menyiapkan peralatan lukis, dan hal-hal semacamnya. Biro Lukis Istana sendiri adalah bagian yang bertugas untuk melukis segala kegiatan penting di istana untuk kepentingan dokumentasi.

Park Dae-su dewasa, diperankan oleh Lee Jong-so, menyambung hidup dengan bertanding gulat

Salah satu pelukis di sana, Pelukis Yi, adalah seorang pelukis yang berkemampuan rendah dan justru sibuk melukis gambar-gambar porno untuk dijual dan membebankan tugas utamanya kepada Song-yeon. Saat Song Yeon menolak, Pelukis Yi menyebut-nyebut jasanya karena telah memasukkan Song-yeon ke Biro Lukis Istana sebagai Damo. Karena sangat bergantung dengan Song-yeon, Pelukis Yi jadi dekat dengannya sehingga beberapa orang menganggap kalau mereka memiliki hubungan khusus.

Karena tugas-tugas dari Pelukis Yi, Song-yeon sering terlambat saat dipanggil Cho-bi, kepala Damo. Dan hukumannya adalah Song-yeon harus mencuci pakaian-pakaian kotor.

Dal-ho sendiri berdagang sambil menyamar menggunakan kumis dan janggut palsu untuk menyambung hidup, sedang Dae-su sering terlibat bertanding gulat. Di istana, Kasim Nam sudah mengetahui bahwa racun yang digunakan untuk bunuh diri merupakan salah satu bahan yang digunakan untuk melukis, dan hanya di Biro Lukis Istana bahan tersebut dapat ditemukan, San Seson segera pergi ke Biro Lukis untuk mencari bukti. Tapi malangnya, Song-yeon saat itu sedang mencuci pakaian kotor. Saat dia bergegas kembali ke Biro Lukis, ternyata San Seson telah kembali ke istana.

Song-yeon dewasa, diperankan oleh Han Ji-min

Karena terkenang masa lalu, malamnya Song-yeon melukis saat San Seson membebat lengannya yang terluka. Tapi salah satu pelukis, Pelukis Tak, mengetahuinya dan menuduh Song-yeon mencuri tinta dan kertas. Song-yeon juga dianggap telah lancang karena berani melukis. Akhirnya Song-yeon dikurung di gudang.

Esoknya, Song-yeon diseret untuk menerima hukuman pukul karena beberapa peralatan di Biro Lukis menghilang. Tapi saat hukuman hendak dilaksanakan, Kepala Biro Lukis, Tuan Park, datang dan mencegahnya. Setelah sedikit beradu pendapat, akhirnya Tuan Park memerintahkan agar Song-yeon dilepaskan. Bahkan Song-yeon akhirnya dipilih untuk mendampingi pelukis untuk melukis kegiatan pesta guna menyambut duta dari China setelah Tuan Park melihat lukisan buatan Song-yeon, lukisan dimana San Seson membebat lengan Song-yeon dulu.

Sementara itu, Kasim Nam melalui bawahannya sudah mengetahui perihal racun itu. Tapi malangnya, Kasim Han, kasim bawahannya telah dibunuh dan mayatnya ditemukan di dekat pelabuhan. Dari pakaian kasim Han, terdapat tulisan berisi pesan rahasia yang ditulis Kasim Han. Setelah menelitinya, San Seson menyimpulkan bahwa Kasim Han hendak menyampaikan bahwa aksi dari para penentang San Seson terkait dengan duta dari China. Untuk berjaga-jaga, maka San Seson memerintahkan jalur kedatangan duta besar, tempat pertemuan, dan beberapa lain untuk diubah. Menteri Choi Suk-jo melaporkan hal ini kepada Putri Hwa-wan dan menyarankan agar rencana mereka dibatalkan, tetapi Putri Hwa-wan menolak dan tetap menginginkan rencana dilanjutkan.

San Seson menyambut duta dari China

Di sisi lain, Dae-su memutuskan untuk meninggalkan kelompoknya yang selalu mengajaknya untuk bergulat dan ingin mengikuti ujian kemiliteran. Seorang temannya meminta Dae-su agar membantunya sekali lagi saja dengan imbalan 50 Yang untuk pernikahan Dae-su dan Song-yeon. Dae-su setuju.

Di istana, Song-yeon ditugaskan Cho-bi untuk membuat pigmen warna merah. Tetapi saat pesat hendak dimulai, Cho-bi kembali memanggil Song-yeon dan menunjukkan bahwa warna pigmen yang dibuat Song-yeon salah. Cho-bi menyuruh Song-yeon mengulang pekerjaannya tanpa menyadari bahwa hal itu sudah direncanakan Cho-bi. Saat pigmen merah yang dibuat Song-yeon selesai, pesta sudah dimulai dan Song-yeon tak bisa memasuki tempat pesta saat acara telah dimulai. Kesempatan Song-yeon untuk melihat San Seson saat itu pupus sudah.

Pesta penyambutan duta dari China

Yang Cho-bi (kanan), diperankan oleh Lee Ip-sae, berencana untuk membuat Song-yeon tak bisa mengikuti pesta penyambutan duta dari China

Malamnya, bersama temannya, Dae-su pergi ke pelabuhan. Ternyata di sana mereka harus merampok beberapa barang di kapal itu. Saat Dae-su hendak pergi dan menolak, temannya membawa-bawa nasib Song-yeon dan paman Dae-su bila ia berani pergi. Akhirnya Dae-su menurutinya.

 Esoknya, kabar buruk datang di istana. Barang yang hendak diberikan kepada duta China sebagai pertukaran yang berupa 150 kain katun putih ternyata lenyap. Ternyata, barang itulah yang dicuri Dae-su dan teman-temannya kemarin malam. Karena situasi yang mendesak dan untuk mengulur waktu, akhirnya San Seson mengadakan jamuan dengan mengundang pelukis dari Biro Lukis untuk memberikan lukisan yang indah kepada duta China tersebut. Karena Damo yang lain telah pergi, maka Song-yeon yang mendampingi Tuan Park untuk melukis di hadapan San Seson, para menteri, dan duta dari China. Dengan begini, keinginan Song-yeon untuk melihat kembali San Seson terwujud.

Usai melukis, Tuan Park menyerahkan lukisannya. Duta China tersebut merasa senang dan mengatakan bahwa kabar kalau Joseon memiliki lima keajaiban adalah benar adanya. Saat Menteri Hong In-han menanyakan perihal lima keajaiban itu, Duta dari China tersebut menyebutkan drama, lukisan, musik, makanan, dan wanita, sambil menunjuk Song-yeon. Mendengar hal itu, Menteri Hong In-han kemudian memerintahkan kasim agar mendandani Song-yeon untuk diantar di kamar duta dari China nanti malam.

Betapa terkejutnya Song-yeon mendengar hal itu. Tuan Park sampai angkat bicara memohon agar memanggil gadis penghibur saja, tapi para menteri berkeras. Saat itulah San Seson menyuruh kasim melepas Song-yeon dan menyarankan duta dari China untuk dibersamai oleh gadis penghibur saja.

Duta China tersebut lantas menanyakan pentingnya Damo tersebut sampai San Seson membelanya. Tuan Park berujar bahwa Damo tersebut, merujuk Song-yeon, mampu melukis. Duta dari China tersebut memberi penawaran untuk memberi kesempatan Damo tersebut untuk menunjukkan kemampuannya. Jika memang Damo tersebut bisa melukis, dia akan melupakan penolakan San Seson untuk menyantarkan Damo tersebut ke kamarnya.

Setelah persiapan selesai, Song-yeon diminta melukis sebuah makhluk legenda, Kirin. Duta dari China tersebut terkejut tatkala Song-yeon selesai melukis dan bahkan Song-yeon mengetahui legenda tentang Kirin. Song-yeon mengetahui hal tersebut dari mendiang ayahnya. Duta dari China tersebut merasa puas dan akan menemui San Seson dua hari lagi untuk membahas perdagangan antara Ming China dan Joseon.

Lukisan Kirin karya Song-yeon

Sementara menanti dua hari, San Seson berusaha mencari cara untuk mengganti 150 kain katun putih, tapi para menteri pesimis dan tak mungkin mengumpulkan katun sebanyak itu dengan waktu sesingkat itu. Di tengah pertemuan dengan menteri, kasim mengabarkan bahwa Duta dari China mengetahui bahwa kain katun yang digunakan untuk pertukaran telah hilang.

San Seson hendak menyusul duta tersebut di pelabuhan, tapi Jung Hu-gyum yang sekarang telah menjadi anak angkat Putri Hwa-wan datang dan menyatakan bahwa dia telah bernegosiasi dengan duta dari China tersebut. Karena kain katun yang digunakan untuk pertukaran telah hilang, maka duta dari China tersebut meminta ganti berupa 300 ginseng, 150 lembaran granit, 80 kulit harimau kumbang, dan 50 sikat cerpelai. Jumlah ini dua kali lipat daripada perdagangan biasa.

Jung Hu-gyum dewasa, diperankan oleh Jo Yeon-woo, anak angkat Hwa-wan Ongjo

Demi menyelamatkan dari embargo, mau tak mau pihak Joseon harus menuruti keinginan tersebut. Maka pihak kerajaan terpaksa mengambil barang dagangan para pedagang di pasar dengan ganti rugi yang jumlahnya tak memadai. Para pedagang hanya bisa meratap di depan gerbang istana. Suara ratapan mereka sampai terdengar di istana, hingga Putri Dowager Hun-kyung [9] merasa iba. Permaisuri Jeong-sun menenangkan Putri Dowager Hun-kyung dan mengatakan bahwa hal ini pasti akan segera berakhir. Sedangkan Dae-su memaksa temannya yang dulu mengajaknya mencuri barang di kapal untuk memberitahu keberadaan kain katun yang telah dicuri, tapi temannya tersebut juga tak tahu.

Sedangkan di Biro Lukis, Song-yeon mendapat ide untuk mengubah kain katun jingga menjadi putih menggunakan pewarna putih di Biro Lukis yang terbuat dari kerang laut. Tuan Park menyampaikan ide itu kepada San Seson dan akhirnya ide itu dilaksanakan. Dengan cara ini, San Seson bisa memenuhi keinginan duta dari China, yaitu 150 kain katun. Barang-barang yang telah diambil dari pedagang pada akhirnya dikembalikan.

Para Damo di Biro Lukis sibuk memecah kerang laut untuk dijadikan pigmen putih

Setelah permasahan selesai, San Seson pergi ke Biro Lukis untuk berterima kasih kepada Tuan Park atas idenya. Dengan rendah hati, Tuan Park mengatakan bahwa ide itu dari Damo yang ikut bersamanya saat acara jamuan dengan duta dari China. Saat Tuan Park menyebutkan bahwa nama Damo tersebut adalah Sung Song-yeon, terkejutlah San Seson.

San Seson melihat lukisan Song-yeon


Keterangan:
[1] Raja Yeong-jo adalah penguasa ke-21 Dinasti Joseon. Ayahnya adalah Raja Suk-jong, penguasa ke-19 Dinasti Joseon. Ibunya adalah Selir Suk-bin dari wangsa Haeju Choi, yang beberapa orang menyebutnya "The Joseon Cinderella" lantaran perjalanan hidupnya dari yang semula seorang kelas rendah menjadi selir raja dan ibu dari Raja, suatu hal yang mendekati mustahil di masa itu mengingat Joseon menganut sistem kelas masyarakat yang sangat ketat.
[2] Sa-do Seja adalah putra dari Raja Yeong-jo dengan Selir Yeong-bin dari wangsa Lee.
[3] Dalam tulisan ini, gelar Seson sengaja tidak diterjemahkan ke dalam istilah apapun lantaran kekhasannya. Gelar ini kurang tepat bila diterjemahkan menjadi “Putra Mahkota” karena Putra Mahkota adalah putra Raja yang dipilih menjadi penerus tahta, sedangkan Seson adalah gelar untuk putra dari Putra Mahkota. Gelar ini juga kurang pas bila diterjemahkan menjadi “Pangeran” biasa lantaran istri dari Seson nanti akan disebut Bin-gung (Putri Mahkota/Putri pewaris tahta Permaisuri). Mungkin terjemahan yang tepat adalah “Cucu Mahkota”, tapi itu adalah istilah yang kurang dikenal.
[4] Istana Donggung: secara harfiah bermakna Istana Timur. Berbeda dengan istana di kerajaan negara Barat yang umumnya terdiri dari satu bangunan besar dan anggota keluarga kerajaan hidup di dalamnya bersama, istana di Joseon berupa sebuah kompleks besar yang terdiri dari banyak bangunan. Sesuai namanya, Donggung berada di kompleks istana bagian timur. Mereka yang tinggal di Istana Donggung berarti merupakan orang yang akan mewarisi tahta dengan segala kewajiban dan haknya.
[5] Permaisuri Kim Jeong-sun adalah Permaisuri kedua Raja Yeong-jo setelah Permaisuri pertamanya, Permaisuri Jeong-seong dari wangsa Dalsung Seo, wafat.
[6] Bila Seja dan Seson adalah gelar, maka Jeoha adalah panggilan untuk para penerus tahta di Joseon. Hal ini seperti panggilan Your Majesty untuk King dan Queen di kerajaan Britania Raya. King dan Queen adalah gelar dan Your Majesty adalah panggilannya.
[7] Donggung selain mengacu pada tempat, bisa juga digunakan untuk menyebut orang yang tinggal di Istana Donggung. Jadi saat Menteri Chae menyebut Donggung, dia tidak sedang menunjuk tempat, tapi mengacu orang yang tinggal di sana, yakni San Seson. Saat menggunakan gelar Donggung, panggilan yang digunakan adalah Mama.

[8] Hwa-wan Ongjo adalah putri dari Raja Yeong-jo dengan Selir Yeong-bin dari wangsa Lee. Dia saudari seayah dan seibu Sa-do Seja dan bibi San Seson.
[9] Gelar ibunda San Seson setelah wafatnya Sa-do Seja masih belum penulis ketahui dengan jelas. Beberapa masih menyebutnya Bin-gung yang berarti Putri Mahkota, sedangkan yang lain memanggil dengan gelar Hye-bin yang belum penulis temukan padanannya dalam bahasa Indonesia maupun Inggris. Oleh karenanya, penulis mulai dari sini menulis gelar ibunda San Seson dengan "Putri Dowager" yang diterjemahkan dari Princess Dowager. Kata ini terdiri dari dua kata, yakni Princess yang berarti Princess Consort, seorang wanita yang mendapat gelar Princess karena menikah dengan putra Raja, dan Dowager yang merupakan gelar untuk wanita istana yang telah menjanda. Penyebutan ini selain karena dari episode 7 ibunda San Seson tak lagi disebut Bin-gung, melainkan Hye-bin, juga untuk menghindari kerancuan dengan istri San Seson, Hyo-eui Bin-gung.

3 komentar:

Posting Komentar